JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pengelolaan Media, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Pubik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Nursodik Gunarjo mengatakan, berita bohong atau hoaks terkait vaksin Covid-19 hingga saat ini berjumlah sekitar 2.000.
Ribuan hoaks tersebut, kata Nursodik, paling banyak beredar di aplikasi WhatsApp dan Facebook.
"Jadi memang tambah terus ya dan yang paling banyak disebar pertama adalah melalui WhatsApp kemudian yang kedua adalah melalui Facebook, jadi dua platform ini yang sering sekali dipakai oleh masyarakat," kata Nursodik dalam diskusi secara virtual, Selasa (19/10/2021).
Baca juga: Kemenkes: Masih Banyak Lansia yang Belum Mau Divaksin karena Terpapar Hoaks
Nursodik mengatakan, masyarakat yang mendapatkan hoaks melalui WhatsApp biasanya tak membaca utuh keseluruhan informasi dan langsung menyebarkan informasi tersebut.
Oleh karenanya, ia khawatir literasi digital masyarakat menjadi rendah.
"Artinya mereka berpikir bahwa apa yang ada di dalam media sosial, apa yang ada di genggaman mereka itu, itu adalah hal yang benar," ujarnya.
Nursodik juga mengatakan, kebiasaan masyarakat yang tidak membaca utuh informasi tersebut terlihat sepele. Namun, kata dia, kondisi tersebut semakin lama akan menjadi berbahaya.
Baca juga: Cerita Pelajar Padang, Termakan Hoaks Vaksin Tak Aman dan Tak Halal, Sadar Setelah Baca Berita
Ia mengatakan, pemerintah saat ini sangat tegas terkait hoaks vaksin Covid-19 dengan menghapus konten tersebut.
"Sudah ada arahan dari pimpinan bahwa untuk hoaks yang terkait dengan vaksin ini prioritas untuk take down," ucapnya.
Lebih lanjut, Nursodik mengatakan, meski hoaks terkait vaksin Covid-19 menurun, pihaknya tetap akan menghapus ribuan informasi tersebut.
"Dan Polri bisa memberikan pendekatan hukum agar ada efek jeranya, kalau Kominfo sudah ada take down," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.