Indonesia mengerahkan empat kapal perang berjenis Motor Torpedo Boat (MTB) tipe Jaguar yang dikerahkan, yakni KRI Matjan Tutul-650, KRI Matjan Kumbang-653, KRI Harimau-654, dan KRI Singa.
Kronologi pertempuran
Misi dimulai pada 9 Januari 1962. Direktur Operasi MBAL Kolonel Sudomo di KRI Harimau berangkat dari Tanjung Priok.
Sementara Komodor Yos Sudarso ikut dalam KRI Macan Tutul bersama Kapten Winarno. Karena sedang menjalankan misi rahasia, mereka dilarang bersinggah di pelabuhan-pelabuhan yang dilewati.
Mereka mendapat suplai makanan dan perbekalan yang dikirim di tengah laut. MTB tiba di perairan Aru pada 15 Januari 1962.
Mereka kemudian bergerak menuju Kaimana pada pukul 17.00 WITA. Operasi yang dijalankan ini memang dirahasiakan dari unit lain.
Akan tetapi, misi mereka berhasil diketahui Belanda. Dua pesawat maritim Belanda berjenis Neptune dan Firefly memergoki MTB Alri pada posisi 04-490 Selatan, 135-020 timur haluan 2390.
Baca juga: Museum Bahari Buka Pameran Pertempuran Laut Jawa dan Selat Sunda
Dua kapal perang Belanda tersebut kemudian menghadang MTB Alri, yaitu Fregat Hr Ms Eversten dan Korvet Hr Ms Kortenaer.
Kortenaer lebih dulu bergerak mendekat dan menembakkan peluru suar. Pada saat bersamaan, Neptune ikut serta menembakkan peluru suar melalui udara.
KRI Macan Tutul dan KRI Matjan Kumbang kemudian menembakkan serangan balik berupa meriam sebesar 40 mm. Ketika keadaan semakin genting, Komodor Yos Sudarso segera mengambil alih pimpinan KRI Matjan Tutul.
Yos Sudarso memerintahkan serangan balik, sedangkan KRI Harimau dan KRI Matjan Kumbang diperintahkan untuk bermanuver putar guna mengecoh Belanda.
Setelah keduanya bermanuver, KRI Matjan Tutul langsung melaju untuk menghadang kapal musuh yang sedang berfokus menyerang KRI Harimau dan KRI Matjan Kumbang.
KRI Harimau dan KRI Matjan Kumbang berhasil selamat dari serangan, sedangkan KRI Matjan Tutul menjadi korban.
Ketika dentuman tembakan meriam melayang di udara, Yos Sudarso mengumandangkan pesan yang berbunyi "kobarkan semangat pertempuran".
Tembakan dari kapal Belanda mengenai kamar penyimpanan mesiu KRI Matjan Tutul, kemudian tenggelam diikuti dengan gugurnya Komodor Yos Sudarso dan pasukannya.