JAKARTA, KOMPAS.com - TNI Angkatan Laut segera membuat film sejarah mengenai pertempuran Laut Arafuru yang terjadi di Laut Aru, Maluku, pada 15 Januari 1962 antara Indonesia dan Belanda.
Keseriusan TNI AL mendokumentasikan sejarah tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara TNI AL dan PT Indonesia Televisi Streaming Network (ITSN) mengenai pembuatan film berjudul "Arafuru" di atas KRI Bung Tomo-357, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (18/10/2021).
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menyatakan, film bermakna heroik tentang pertempuran Laut Arafuru ini harus menjadi inspirasi serta memacu semangat prajurit TNI AL untuk terus membangun kekuatan angkatan perang.
"Nilai-nilai perjuangan, keteladanan dan kepemimpinan yang telah ditorehkan oleh para prajurit Jalasena yakni Komodor Yos Sudarso beserta para kusuma bangsa patut menjadi contoh dan teladan bagi kita generasi penerus bangsa," ujar Yudo, dalam keterangan tertulis, Senin.
Baca juga: TNI AL Segera Buat Film Sejarah Pertempuran Laut Arafuru
Sejarah pertempuran Laut Arafuru
Dalam berbagai catatan sejarah, pertempuran Laut Arafuru juga kerap disebut pertempuran Laut Aru. Hal ini merujuk pada lokasi terjadinya pertempuran.
Penyebab pertempuran Laut Arafuru yakni pengingkaran Belanda terhadap hasil Konferensi Meja Bundar (KMB).
Ketika itu, Belanda berjanji untuk membebaskan Irian Barat (kini Papua Barat), tetapi mengingkarinya. Presiden Soekarno kemudian mengeluarkan Tri Komando Rakyat (Trikora) sebagai misi pembebasan Irian Barat.
Isi Trikora adalah:
1. Gagalkan pembentukan "Negara Boneka Papua" buatan Belanda kolonial;
2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia;
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa.
Baca juga: Pertempuran Laut Aru: Penyebab, Kronologi, dan Dampak
Belanda kemudian memperkuat pertahanannya, sehingga Indonesia perlu membeli persenjataan dari Uni Soviet untuk memperkuat Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI).
Tidak hanya APRI, Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) juga diberi misi melakukan operasi infiltrasi pada 1962.
Pada zaman itu, pertempuran Laut Arafuru bisa dibilang berlangsung sengit. Mengingat, kedua negara mengerahkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) canggih pada zamannya.