Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Anak Baharuddin Lopa Mengadu Jadi Korban Mafia Tanah hingga Direspons Menteri ATR

Kompas.com - 15/10/2021, 15:37 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanah yang selama ini diketahui sebagai hak milik mantan Jaksa Agung Baharuddin Lopa di Pontianak, Kalimantan Barat, ramai dikabarkan jadi incaran mafia tanah.

Kabar ini viral di media sosial Twitter karena unggahan sang putri Baharuddin Lopa, Masyita pada Selasa (12/10/2021).

Dalam twitnya, Masyita meminta Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk membantu mengembalikan tanah hak Baharuddin Lopa tersebut.

"BPN....tolong bantu kembalikan tanah HAK orang tua kami Alm. BAHARUDDIN LOPA yg diincar dan digarong mafia2 tanah di Pontianak," tulis Masyita.

Baca juga: Mahfud Bongkar Banyaknya Persoalan Mafia Tanah yang Menimpa Rakyat Kecil

Twit tersebut dituangkannya lantaran kesal karena BPN Kota Pontianak seolah tak membantu menyelesaikan masalah, terlebih mengembalikan tanah milik Baharuddin.

Diketahui, tanah milik Baharuddin yang semula sekitar 5 hektar, kini tersisa 3,7 hektar lantaran sudah ada nama-nama yang mengeklaim.

Keluarga menduga, tanah-tanah itu telah diambil alih oleh mafia tanah di Pontianak.

Saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/10/2021), Masyita membeberkan secara detail kejadian itu. Ia menuturkan, kejadian ini bermula pada 2010, saat istri Baharuddin Lopa dihubungi oleh orang kepercayaan ketika jaksa yang dikenal tokoh antikorupsi itu bertugas di Kalimantan Barat.

Baca juga: Rencana Aksi HAM Atur Konflik Lahan hingga Izin Usaha yang Berdampak ke Masyarakat Hukum Adat

Keluarga baru mengetahui bahwa Baharuddin mewariskan tanah di Pontianak, sembilan tahun sesudah kematiannya. Diketahui, Baharuddin meninggal dunia pada 2001.

"Ibu saya dapat telepon dari orang kepercayaan bapak waktu di Pontianak. Dikasih tahu kalau ada tanah beliau sekitar 5 hektar di Jalan Perdana, Kota Pontianak. Ibu saya baru tahu kalau bapak punya tanah di situ," kata Masyita.

"Orang itu minta sama ibu, supaya ada ahli waris yang datang ke Pontianak untuk urus ini tanah, karena orang kepercayaan itu sudah sakit-sakitan," ujarnya.

Singkat cerita, akhirnya kakak Masyita datang ke Pontianak untuk mencari dan mengurus tanah tersebut.

Namun, ternyata upaya itu tak membuahkan hasil. Apa yang disampaikan orang kepercayaan bahwa ada tanah milik Baharuddin Lopa di jalan tersebut, urung ditemukan.

Baca juga: Konflik Lahan, KSP Dukung Mediasi Suku Anak Dalam dengan Perusahaan Perkebunan

Kemudian, Masyita sendiri yang mendatangi Pontianak tahun 2015. Di sana, ia menemui langsung Kepala BPN Kota Pontianak.

Pertemuan itu tak membuahkan hasil. Masyita menilai, BPN saat itu tidak melayani dengan baik apa yang menjadi keluhan atau pertanyaannya.

Menurut Masyita, BPN Kota Pontianak mengeklaim sulit menemukan peta tanah tersebut, karena tidak adanya data atau surat yang dibawa oleh keluarga Baharuddin Lopa.

Hal itu diutarakan Kepala BPN Kota Pontianak saat itu, meski nama jalan tempat tanah tersebut berada sudah disampaikan Masyita.

Padahal, menurut Masyita, seharusnya BPN bisa membuka data tentang hak kepemilikan tanah masyarakat.

Tak puas dengan jawaban BPN Kota Pontianak, akhirnya Masyita menelusuri bersama timnya. Pada akhirnya, ditemukanlah peta tanah milik Baharuddin Lopa oleh tim Masyita.

Baca juga: Kronologi Pembelian Lahan untuk Rumah DP 0 Rupiah yang Rugikan Negara Rp 152,56 Miliar

Namun, tanah tersebut diketahui sudah tergerus menjadi sedikit dari 5 hektar menjadi sisa 3,7 hektar, diduga karena permainan mafia tanah.

Mengetahui hal itu, Masyita beserta timnya pun lantas memasang patok di tanah milik Baharuddin yang tersisa.

"Pada saat kami pasang patok, tiba-tiba datang preman-preman yang menganggap tanah itu milik klien mereka, mafia tanah. Jadi patok dan papan nama itu disuruh copot. Terus akhirnya, tim saya bertanya apakah punya surat-suratnya? Dia jawab enggak. Lalu mereka mengaku sebagai penasihat hukum si mafia ini," jelas Masyita.

Masyita kemudian mengetahui bahwa orang yang mengambil tanah Baharuddin Lopa diduga sebagai mafia tanah kelas kakap di Pontianak.

Baca juga: Tindakan Represif hingga Kriminalisasi Warnai Aksi Aparat Hadapi Konflik Lahan

Semakin panas, para preman itu pun mulai terlibat adu mulut dan mencoba beradu fisik. Akhirnya, tim Masyita memilih pulang dan meninggalkan preman itu.

Kejadian itu membuat Masyita marah, karena seolah BPN membiarkan masyarakat yang tengah berjuang merebut tanahnya kembali untuk bertempur dengan mafia.

"Ini karena BPN yang tidak terbuka soal data hak tanah, akhirnya BPN seakan-akan membiarkan masyarakat bertempur sendiri di lapangan dengan mafia, dengan preman itu," ucap Masyita.

Direspons Menteri ATR/BPN

Kisah yang viral berkat twit Masyita itu kemudian menarik perhatian Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan A Djalil.

Kepada Masyita, Sofyan Djalil mengaku akan mengurus dan menelusuri temuan mafia tanah yang telah merebut hak milik Baharuddin Lopa di Pontianak.

"Syukurlah, saya langsung di-WhatsApp Pak Menteri. Syukurlah mudah-mudahan ini responsnya respons nyata, bukan karena heboh di media sosial lalu baru direspons," ujar dia.

Lebih lanjut, ia menyampaikan harapan agar BPN mengembalikan tanah milik Baharuddin seutuhnya kepada ahli waris.

Janji Jokowi berantas mafia

Maysita pun mendesak negara juga memberantas mafia-mafia tanah. Masyita mengingatkan janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kerap menggaungkan akan memberantas mafia tanah.

"Saya positive thinking saja. Ini kan Pak Jokowi ingin benah-benah mafia kan, benah-benah sertifikat. Ya, mudah-mudahan lah ini ditunjang juga oleh para pembantunya agar serius untuk membenahi," ujar dia.

Kekuatan netizen

Di sisi lain, meski tanah milik ayahnya belum seutuhnya kembali, Masyita mengapresiasi netizen dan timnya yang telah membantu.

Masyita mengapresiasi netizen di media sosial lantaran perhatian terhadap kasus yang menimpa keluarganya. Dari perhatian tersebut, bahkan Masyita langsung direspons oleh Menteri ATR/BPN karena viral di media sosial.

Sementara itu, kepada timnya, Masyita menyampaikan rasa terima kasih lantaran telah membantu menemukan tanah milik Baharuddin Lopa dan bergerak tanpa biaya.

"Saya terima kasih dikelilingi oleh tim saya yang benar-benar sangat baik. Mereka bergerak tanpa biaya. Mereka enggak bicara angka di depan, yang penting beres dulu urusannya," ujar Masyita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

Nasional
Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Nasional
PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

Nasional
Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Nasional
PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com