JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia mendukung rencana mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendirikan partai politik.
Koordinator MAKI, Boyamin Saiman menilai, jika partai politik diisi oleh orang-orang yang antikorupsi dan berintegritas setidaknya ada harapan agar negara bisa jauh lebih baik.
"Kalau ada anak muda dan bekas pegawai KPK ingin mendirikan partai politik, saya sambut gembira sebagai bentuk untuk bersama-sama membuat negara ini lebih baik, negara ini lebih maju, minimal negara ini tidak bubar," ujar Boyamin kepada Kompas.com, Jumat (15/10/2021).
Baca juga: Matangkan Rencana Dirikan Partai, Eks Pegawai KPK Akan Temui Tokoh Parpol
Adapun rencana pendirian partai tersebut diinisiasi oleh mantan Kepala Bagian Perancangan dan Produk Hukum pada Biro Hukum KPK Rasamala Aritonang.
Rasamala termasuk dalam 57 pegawai KPK yang diberhentikan karena dinyatakan tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK).
Menurut Boyamin, rencana pembentukan partai politik dapat memperpanjang usia Indonesia, jika idealisme antikorupsi itu dipertahankan.
"Saya kadang-kadang pesimistis kalau korupsi merajalela, negara lama-lama bubar kan. Kalau kehendak-kehendak komponen 57 ini akan mendirikan partai politik setidaknya memperpanjang usia republik ini," ucap Boyamin.
Baca juga: Eks Pegawai KPK Ingin Bentuk Parpol, Johan Budi: Hak Warga Negara, Silakan Saja
Menurut dia, rencana pendirian partai politik oleh sejumlah mantan pegawai KPK itu harusnya dapat disambut baik berbagai kalangan.
Apalagi, saat ini banyak anak muda yang antipati terhadap partai politik.
"Sekarang ada yang berpikir untuk mendirikan parpol, berinteraksi dengan parpol, bersinggungan dengan parpol bahkan menjadikan parpol sebagai penyaluran aspirasi," ucap Boyamin.
Ia pun berharap mantan pegawai KPK yang akan mendirikan partai tersebut membuat partai politik yang antikorupsi.
Baca juga: KPU Akan Berikan Laporan soal Penyelenggaraan Pemilu 2019 ke Partai Politik
Menurut Boyamin, selama ini dikesankan partai politik adalah transaksional dengan berbagai kepentingan-kepentingannya.
"Sehingga teman-teman 57 itu mendirikan parpol yang berbeda dengan parpol-parpol yang sudah ada," ucap dia.