MEMBAYANGKAN gerak roda kehidupan kenegaraan, kemasyaratakan dan kebangsaan pasca-2024, seperti marapal mantera. Penuh aksara, sarat makna, dan mengandung kekuatan yang melimpah.
Penuh aksara, sebab para penggerak roda kehidupan itu nanti adalah anak-anak muda, generasi penuh talenta, mengitari punggung bumi untuk mencari ilmu, menuntutnya dan mengamalkannya.
Sarat makna karena mantera mereka adalah gumpalan huruf mengandung ilmu pengetahuan, sains dan teknologi. Tiga komponen ini, akan menjelma kekuatan yang melimpah.
Itulah modal utama anak muda bangsa. Mereka akan merangkai sejuta perspektif mengenai rancang bangun Indonesia masa depan.
Di tempurung kepala mereka, tersimpan sketsa dan gambar kehidupan yang penuh kejutan, gejolak, dan disrupsi.
Saat tahun itu tiba, saat musim gugur berganti musim semi, nama-nama besar masa lalu akan menjadi masa lalu dengan nilai dan warisannya.
Digantikan nama-nama baru dengan masa depan yang menantang. Masa depan yang gemilang dengan landasan nilai masa lalu yang cemerlang.
Sosok-sosok besar dalam lanskap kenegaraan dan kemasyarakatan seperti Megawati Soekarnoputri, SB Yudhoyono, Jusuf Kalla, Amien Rais, KH Ma'ruf Amin, Sri Sultan HB X, Surya Paloh, Wiranto, Rizal Ramli, Fuad Bawazier dan lain-lain, akan segera surut. Gulung pentas. Tutwuri Handayani.
Sejumlah figur menjulang lain seperti Buya Syafii Ma'rif, Said Aqil Siradj, Haedar Nashir, Din Syamsuddin, Emha Ainun Nadjib, Azyumardi Azra, Hidayat Nurwahid, Yusril Ihza Mahendra, mewakili generasinya, bersiap meninggalkan gelanggang. Bersiap menyaksikan para the golden generation memimpin bangsanya.
Saat tahun itu datang, akan bertaburan bintang baru yang melesat di orbitnya. Bursa gagasan mengenai konsep kenegaraan akan datang dari nama-nama besar seperti Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Mahfud MD, Anies Baswedan, Khofifah Indar Parawansa, Puan Maharani, Basuki Tjahaja Purnama.
Tri Rismaharini, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Yenny Wahid, Nadiem Makarim, Erick Thohir.
Pada akhir kompetisi, satu di antara mereka akan jadi Presiden RI dan Wakil Presiden RI. Satunya jadi Ketua DPR RI dan MPR RI. Lainnya berada di posisi-posisi strategis elite bangsa.
Generasi muda progresif dengan gagasan-gagasan besar, mesti dijaga dengan pagar moral yang kuat. Negeri bertabur agamawan, Indonesia, akan memasuki gerbang peradaban masa depan.
Gerbang itu haruslah dibangun di atas landasan moral yang kuat, berakar pada kedalaman jati diri dan budaya yang adiluhung.
Para moralis dan agamawan inilah yang akan memagari, mengawasi, menjadi mata-mata. Mata-mata umat, masyarakat dan bangsa.