Menyiapkan landasan, memberi arah, dan mengembalikan ke rel jika roda kenegaraan, kemasyarakatan dan kebangsaan berubah ke arah inkonstitusional. Agamawan muda bersinergi dengan negarawan muda.
Dari maqam ini, paling tidak bisa disebutkan dua nama: Abdul Mu'ti dan Yahya Cholil Staquf. Keduanya mewakili gerbong panjang. Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Penuh sesak.
Pemilik saham mayoritas atas lahirnya Republik Indonesia. Dari rahim dua organisasi keagamaan ini, lahir pahlawan nasional. Dalam perut keduanya, dikubur ribuan patriot bangsa.
Yang pertama Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, yang kedua Sekretaris Umum Syuriyah PBNU. Keduanya merupakan kader terbaik dari lingkungan masing-masing.
Matang dalam organisasi. Dari ranting hingga pengurus besar dan pimpinan pusat. Mewarnai diskursus nasional. Keduanya bolak-balik ke luar negeri, mengenalkan nilai-nilai wasathiyah Islam dengan pendekatan berbeda.
Tidak ada lagi agenda pertemuan formal, vis a vis antara Ganjar, Anies, Emil, Risma, Yenny dengan Haedar Nashir atau Said Aqil.
Mereka akan berunding dengan Ketua Umum PBNU dan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang seusia mereka. Seperti Yahya Staquf dan Abdul Mu'ti.
Presiden Ganjar, Anies, Emil, Khofifah, Risma, atau Yenny membuka muktamar, datang disambut Ketua Umum PBNU Gus Yahya Staquf yang "kadernya" Kiai Said dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Mu'ti yang "kadernya" Prof Haedar.
Selain mantan juru bicara Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid, Yahya Cholil Staquf juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Joko Widodo.
Ia salah seorang komisioner pertama sejak Komisi Pemilihan Umum (KPU) berdiri. Dia lahir pada 16 Februari 1966 di Rembang Jawa Tengah. Ia cucu muassis NU, KH Bisri Mustofa dan saat ini Yahya merupakan Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Pendidikan formal Yahya di pesantren. Ia murid KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta. Dia melanjutkan ke Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.
Yahya kerap menjadi pembicara internasional di luar negeri. Juni 2018, Yahya berbicara dalam forum American Jewish Committee (AJC) di Israel menyerukan konsep rahmat, sebagai solusi bagi konflik dunia, termasuk konflik yang timbul akibat masalah agama.
"Kita sampai tidak mampu lagi membedakan bagaimana konflik ini bermula dan bagaimana seharusnya konflik ini diselesaikan," ujar Yahya dalam video yang diunggah di YouTube oleh AJC Global sebagai penyelenggara acara itu, Selasa, 11 Juni 2018.
Sedang Abdul Mu'ti lahir di Kudus, 2 September 1968. Pendidikan dasarnya di Kudus, 1986. Meraih gelar sarjana dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, S2 di Flinders University, South Australia, tahun 1996. Doktoralnya di UIN Syarif Hidayatullah. Di sini, Mu'ti dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Pendidikan Agama Islam.
Mu'ti adalah anggota Muhammadiyah sejak 1994. Dia menjabat Sekretaris PWM Jawa Tengah periode 2000-2002.
Periode 2002-2006 sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah merangkap Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah 2005-2010.
Mu'ti menjadi bagian dari anggota Dewan Indonesia dan Amerika Serikat pada Agama dan Pluralisme.
Ia juga anggota eksekutif Konferensi Asia Agama untuk Perdamaian. Tokoh pemikir Muhamadiyah yang moderat dan toleran ini, juga wakil sekretaris Agama Kontra Terorisme dan sekretaris Dewan Nasional Intelektual Muslim Indonesia.
Mu'ti menorehkan prestasi di kancah internasional sebagai salah satu Advisor di British Council London sejak 2006.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.