Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ishaq Zubaedi Raqib
Mantan Wartawan

Ketua LTN--Infokom dan Publikasi PBNU

NU, Muhammadiyah, dan Presiden Baru: Antara Gus Yahya dan Prof Mu'ti

Kompas.com - 15/10/2021, 12:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Menyiapkan landasan, memberi arah, dan mengembalikan ke rel jika roda kenegaraan, kemasyarakatan dan kebangsaan berubah ke arah inkonstitusional. Agamawan muda bersinergi dengan negarawan muda.

Dari maqam ini, paling tidak bisa disebutkan dua nama: Abdul Mu'ti dan Yahya Cholil Staquf. Keduanya mewakili gerbong panjang. Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Penuh sesak.

Pemilik saham mayoritas atas lahirnya Republik Indonesia. Dari rahim dua organisasi keagamaan ini, lahir pahlawan nasional. Dalam perut keduanya, dikubur ribuan patriot bangsa.

Yang pertama Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, yang kedua Sekretaris Umum Syuriyah PBNU. Keduanya merupakan kader terbaik dari lingkungan masing-masing.

Matang dalam organisasi. Dari ranting hingga pengurus besar dan pimpinan pusat. Mewarnai diskursus nasional. Keduanya bolak-balik ke luar negeri, mengenalkan nilai-nilai wasathiyah Islam dengan pendekatan berbeda.

Tidak ada lagi agenda pertemuan formal, vis a vis antara Ganjar, Anies, Emil, Risma, Yenny dengan Haedar Nashir atau Said Aqil.

Mereka akan berunding dengan Ketua Umum PBNU dan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang seusia mereka. Seperti Yahya Staquf dan Abdul Mu'ti.

Presiden Ganjar, Anies, Emil, Khofifah, Risma, atau Yenny membuka muktamar, datang disambut Ketua Umum PBNU Gus Yahya Staquf yang "kadernya" Kiai Said dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Mu'ti yang "kadernya" Prof Haedar.

Figur Yahya

Selain mantan juru bicara Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid, Yahya Cholil Staquf juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Joko Widodo.

Ia salah seorang komisioner pertama sejak Komisi Pemilihan Umum (KPU) berdiri. Dia lahir pada 16 Februari 1966 di Rembang Jawa Tengah. Ia cucu muassis NU, KH Bisri Mustofa dan saat ini Yahya merupakan Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Pendidikan formal Yahya di pesantren. Ia murid KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta. Dia melanjutkan ke Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.

Yahya kerap menjadi pembicara internasional di luar negeri. Juni 2018, Yahya berbicara dalam forum American Jewish Committee (AJC) di Israel menyerukan konsep rahmat, sebagai solusi bagi konflik dunia, termasuk konflik yang timbul akibat masalah agama.

"Kita sampai tidak mampu lagi membedakan bagaimana konflik ini bermula dan bagaimana seharusnya konflik ini diselesaikan," ujar Yahya dalam video yang diunggah di YouTube oleh AJC Global sebagai penyelenggara acara itu, Selasa, 11 Juni 2018.

Profil Abdul Mu'ti

Sedang Abdul Mu'ti lahir di Kudus, 2 September 1968. Pendidikan dasarnya di Kudus, 1986. Meraih gelar sarjana dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, S2 di Flinders University, South Australia, tahun 1996. Doktoralnya di UIN Syarif Hidayatullah. Di sini, Mu'ti dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Pendidikan Agama Islam.

Mu'ti adalah anggota Muhammadiyah sejak 1994. Dia menjabat Sekretaris PWM Jawa Tengah periode 2000-2002.

Periode 2002-2006 sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah merangkap Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah 2005-2010.

Mu'ti menjadi bagian dari anggota Dewan Indonesia dan Amerika Serikat pada Agama dan Pluralisme.

Ia juga anggota eksekutif Konferensi Asia Agama untuk Perdamaian. Tokoh pemikir Muhamadiyah yang moderat dan toleran ini, juga wakil sekretaris Agama Kontra Terorisme dan sekretaris Dewan Nasional Intelektual Muslim Indonesia.

Mu'ti menorehkan prestasi di kancah internasional sebagai salah satu Advisor di British Council London sejak 2006.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Tak Bentuk Tim Transisi untuk Prabowo-Gibran

Jokowi Tegaskan Tak Bentuk Tim Transisi untuk Prabowo-Gibran

Nasional
AHY: Mari “Move On” dan “Move Forward” Pilkada di Depan Mata

AHY: Mari “Move On” dan “Move Forward” Pilkada di Depan Mata

Nasional
Cak Imin: Sebetulnya PKB Masih Ingin Hak Angket DPR

Cak Imin: Sebetulnya PKB Masih Ingin Hak Angket DPR

Nasional
Pesan Jokowi untuk Prabowo-Gibran: Persiapkan Diri, Setelah Pelantikan Langsung Kerja ...

Pesan Jokowi untuk Prabowo-Gibran: Persiapkan Diri, Setelah Pelantikan Langsung Kerja ...

Nasional
Ganjar-Mahfud dan Puan Maharani Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Ganjar-Mahfud dan Puan Maharani Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Titiek Soeharto-Didiet Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Titiek Soeharto-Didiet Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
PKS Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran: Kita Ucapkan Selamat Bertugas

PKS Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran: Kita Ucapkan Selamat Bertugas

Nasional
Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Nasional
Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

Nasional
Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Nasional
Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Tanpa Melupakan Catatan di MK

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Tanpa Melupakan Catatan di MK

Nasional
Jokowi Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden-Wapres Terpilih

Jokowi Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
Ajak Rekonsiliasi, AHY Minta Pihak yang Belum Puas Hasil Pilpres Tak Korbankan Rakyat

Ajak Rekonsiliasi, AHY Minta Pihak yang Belum Puas Hasil Pilpres Tak Korbankan Rakyat

Nasional
Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Kita Hormati Proses Bernegara

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Kita Hormati Proses Bernegara

Nasional
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com