JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga 14 Oktober 2021, Satgas Covid-19 Indonesia melaporkan bahwa sebanyak 104.308.702 orang yang telah divaksinasi Covid-19 dosis pertama.
Jika dikalkulasikan dengan target vaksinasi nasional yang berjumlah 208.465.720 orang, saat ini vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 50,08 persen.
Sementara sebanyak 60.422.073 orang atau 29,01 persen dari target telah divaksinasi dosis kedua, kemudian sebanyak 1.045.398 orang atau 71,18 persen tenaga kesehatan sudah divaksinasi dosis ketiga.
Jika dilihat dari data tersebut, itu artinya target vaksinasi yang ditentukan oleh pemerintah belum tercapai. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan target cakupan vaksinasi Covid-19.
Baca juga: UPDATE 14 Oktober: Capaian Vaksinasi Covid-19 Dosis Pertama Tembus 50,08 Persen
Hal tersebut bertujuan untuk menyukseskan program vaksinasi sebagai senjata bagi setiap individu dalam melawan Covid-19 dan untuk bersama-sama membangun herd immunity atau kekebelan kelompok.
Salah satu penyebab belum tercapainya target vaksinasi Covid-19 adalah akibat hoaks terkait vaksin Covid-19. Untuk itu, agar tidak termakan informasi yang salah, di bawah Kompas.com rangkum informasi seputar vaksin Covid-19 secara umum dalam bentuk tanya jawab.
Jawaban yang dicantumkan di dalam artikel ini bersumber dari situs resmi Satgas Covid-19 Indonesia dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca juga: UPDATE: Capaian Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua 29,01 Persen
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
Saat ini, Indonesia diketahui menggunakan 10 jenis vaksin Covid-19. 10 jenis vaksin tersebut adalah Sinovac, vaksin Covid-19 Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, Sputnik V, Janssen, Convidecia, dan Zifivaxz.
Semua vaksin tersebut telah mendapat izin penggunaan darurat atau Emergency Use of Authorization (EUA) dari BPOM.
BPOM menyatakan bahwa persetujuan EUA untuk semua jenis vaksin Covid-19 diberikan setelah dilakukan serangkaian uji pre-klinik dan uji klinik untuk menilai keamanan, imunogenisitas, dan efikasi atau khasiat.
EUA untuk semua jenis vakisn Covid-19 juga diterbitkan setelah melalui pengkajian secara intensif oleh BPOM bersama Tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan ITAGI terkait dengan keamanan, efikasi, dan mutu vaksin.
Mengenai efikasi 10 jenis vaksin tersebut dapat Anda baca selengkapnya pada tautan ini.