JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta perguruan tinggi tidak hanya mendidik mahasiswa di dalam, tetapi juga di luar kampus.
Ia ingin perguruan tinggi melahirkan mahasiswa yang unggul sekaligus juga berbudi pekerti baik.
"Jangan sampai nanti di dalam kampus dididik mengenai kebangsaan, mengenai Pancasila, tapi nanti di luar kampus ada yang mendidik lagi menjadi ekstremis garis keras atau radikal garis keras," kata Jokowi saat memberikan pengarahan pada peserta program pendidikan Lemhanas RI di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/10/2021).
"Jangan sampai di dalam kampus dididik mengenai budi pekerti yang baik, tetapi di luar kampus ada yang didik lagi jadi pecandu narkoba," tuturnya.
Baca juga: Hari Kesaktian Pancasila, Jokowi: Indonesia Punya Kekuatan Hadapi Setiap Tantangan
Jokowi memahami bahwa tugas mendidik mahasiswa di dalam sekaligus luar kampus tidaklah mudah.
Namun, ia menekankan pentingnya perguruan tinggi mencetak mahasiswa yang unggul, utuh, sehat jasmani dan rohani, serta budi pekertinya baik.
"Memiliki kebangsaan nasionalisme yang baik," ujarnya.
Lebih lanjut, Presiden meminta pendidikan tinggi memfasilitasi mahasiswanya untuk mengembangkan talenta seluas-luasnya.
Baca juga: Cerita Pengalaman Diusir Warga, Mensos Ingatkan Mahasiswa Tak Menyerah jika Dimaki
Ia tidak mau mahasiswa dipagari oleh program-program studi di fakultas yang justru membelenggu.
Jokowi ingin mahasiswa Indonesia memahami seluruh ilmu, mulai dari matematika, statistik, bahasa, hingga ilmu komputer.
Bahasa yang menurut Jokowi kini wajib dipahami pun bukan hanya bahasa Inggris saja, tetapi yang lebih penting adalah bahasa coding atau pemrograman.
"Karena semuanya nanti akan hybrid, semuanya akan hybrid. Hybrid knowledge, hybrid skill, semuanya akan ke sana," kata dia.
Baca juga: Jokowi: Bulan Depan Kita Mulai Bangun Green Industrial Park, Luasnya 20 Hektar