Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Pasca-PON XX, Pemerintah Diminta Contoh Upaya Jepang

Kompas.com - 12/10/2021, 13:16 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman mengatakan, pemerintah dapat mencontoh upaya Pemerintah Jepang dalam menggelar ajang olahraga multicabang di tengah pandemi Covid-19.

Hal ini ia sampaikan terkait munculnya kasus Covid-19 pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua. Menurut Dicky, upaya Pemerintah Jepang pasca-Olimpiade 2020 di Tokyo dapat menjadi pelajaran.

"Iya (Olimpiade Tokyo 2020) sangat bisa jadi contoh. Contoh baik dan buruknya," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (12/10/2021).

Baca juga: Kasus Covid-19 di PON XX Papua, Anggota DPR Minta Satgas Tingkatkan Testing dan Tracing

Dicky menguturkan, kenaikan kasus Covid-19 di Jepang mulai terjadi pada Juli dan memuncak pada pertengahan Agustus setelah Olimpiade Tokyo.

Menurut dia, meskipun panitia Olimpiade dan pejabat pemerintah menyangkal bahwa olimpiade secara langsung menyebabkan peningkatan, tetapi indikasinya cukup jelas.

Sebab, Olimpiade membuat orang lebih aktif secara sosial dan cenderung mengabaikan protokol kesehatan.

Hal ini pula, yang menyebabkan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mundur dari jabatannya setelah menghadapi kritik atas penanganan pandemi Covid-19.

Dicky mengatakan, saat ini kasus Covid-19 di Jepang dilaporkan setiap hari menurun menjadi sekitar 2.000 secara nasional.

Jumlah tersebut kurang dari sepersepuluh dari total kasus saat puncak lonjakan pada pertengahan Agustus.

"Para ahli mengaitkan penurunan jumlah tersebut dengan cakupan vaksinasi. Sebanyak 58 persen populasi telah divaksinasi penuh dan peningkatan kepatuhan 5M. Perbedaannya dengan kita, pada kualitas 3T-nya," kata Dicky.

Baca juga: Klaster Atlet PON, Epidemiolog: Pemerintah Harus Evaluasi Penyelenggaraan PON XX Papua

Oleh karena itu, setelah PON XX Papua, ia menekankan pentingnya pelacakan atau tracing, testing, dan treatment (3T).

Sebab jika tidak, tidak menutup kemungkinan kasus Covid-19 di Indonesia bisa kembali meningkat.

"Sangat harus (menggencarkan 3T) karena bila tidak, maka risiko tinggi untuk masyarakat," ujar dia.

Selain itu, Dicky juga menyarankan agar pemerintah melakukan evaluasi pasca-penyelenggaraan acara yang melibatkan keramaian seperti PON.

Dicky mengatakan, evaluasi sangat penting dilakukan dan tidak boleh lama dalam pelaksanaannya.

"Yang sangat penting, setelah mengadakan event-event keramaian seperti ini, pemerintah melakukan evaluasi," ujar Dicky.

Baca juga: Jokowi Perintahkan 7 Atlet PON XX Papua yang Positif Covid-19 Kembali Dikarantina

Evaluasi tersebut, kata dia, dimaksudkan sebagai dasar perbaikan ketika hendak mengadakan acara serupa.

Diketahui kasus Covid-19 dalam penyelenggaraan PON XX di Papua semakin meningkat.

Pada 9 Oktober diketahui terdapat 45 kasus yang keesokan harinya meningkat menjadi 65 kasus.

Kemudian pada Senin (11/10/2021), kasus Covid-19 di PON XX meningkat lagi menjadi 83 kasus.

Diketahui, atlet dari cabang olahraga judo dan sepatu roda menjadi yang paling banyak terpapar. Ada pula atlet dari cabang olahraga motocross, kriket, panahan, dan beberapa cabang lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmi Jadi Wapres Terpilih Pilpres 2024, Gibran Punya Harta Rp 25,5 M

Resmi Jadi Wapres Terpilih Pilpres 2024, Gibran Punya Harta Rp 25,5 M

Nasional
Momen Anies Baswedan Pamitan dengan Satgas Pengamanan yang Mengawalnya selama Pilpres...

Momen Anies Baswedan Pamitan dengan Satgas Pengamanan yang Mengawalnya selama Pilpres...

Nasional
Titiek Soeharto Tersipu Saat Ditanya Kemungkinan Dampingi Prabowo

Titiek Soeharto Tersipu Saat Ditanya Kemungkinan Dampingi Prabowo

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Terima Kasih ke Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Terima Kasih ke Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Ceritakan Pengalaman Kunjungi Berbagai RSUD, Jokowi: Alatnya Puluhan Miliar, Tapi Ruangannya Payah ...

Ceritakan Pengalaman Kunjungi Berbagai RSUD, Jokowi: Alatnya Puluhan Miliar, Tapi Ruangannya Payah ...

Nasional
DPP PKB Gelar Karpet Merah Menyusul Kabar Rencana Kedatangan Prabowo

DPP PKB Gelar Karpet Merah Menyusul Kabar Rencana Kedatangan Prabowo

Nasional
Momen Prabowo Guncangkan Badan Anies Sambil Tertawa Usai Jadi Presiden Terpilih

Momen Prabowo Guncangkan Badan Anies Sambil Tertawa Usai Jadi Presiden Terpilih

Nasional
Prabowo: Saya Akan Berjuang untuk Seluruh Rakyat, Termasuk yang Tidak Memilih Saya

Prabowo: Saya Akan Berjuang untuk Seluruh Rakyat, Termasuk yang Tidak Memilih Saya

Nasional
PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
Singgung Debat Capres yang Panas, Prabowo: Kita Tetap Satu Keluarga Besar

Singgung Debat Capres yang Panas, Prabowo: Kita Tetap Satu Keluarga Besar

Nasional
Sapa Anies-Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda, Senyuman Anda Berat Sekali

Sapa Anies-Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda, Senyuman Anda Berat Sekali

Nasional
KPK Sebut Hakim Itong Mulai Cicil Bayar Uang Denda dan Pengganti

KPK Sebut Hakim Itong Mulai Cicil Bayar Uang Denda dan Pengganti

Nasional
Tak Seperti PKB-PKS, Nasdem Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Tak Seperti PKB-PKS, Nasdem Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
Resmi Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Sapa Anies-Cak Imin: Yang Saya Cintai...

Resmi Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Sapa Anies-Cak Imin: Yang Saya Cintai...

Nasional
Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Tepuk Tangan Bergema Berulang Kali

Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Tepuk Tangan Bergema Berulang Kali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com