Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin berpendapat, kans Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk menang dalam Pilpres 2024 masih 50-50.
Ia mengatakan, elektabilitas Prabowo yang selalu berada di posisi teratas belum menjamin kemenangan di 2024.
"Kans Prabowo menang itu masih fifty-fifty, bisa menang dan bisa juga tumbang," kata Ujang saat dihubungi, Senin.
"Elektabilitas Prabowo saat ini yang masih di bawah angka 30 persen itu sama sekali tak bisa mencerminkan kemenangan di Pilpres 2024. Karena bisa saja nanti elektabilitas Prabowo stagnan, dan akan disalip oleh capres lain," ujar dia.
Baca juga: Meski Elektabilitasnya Tertinggi, Kans Prabowo untuk Menang Pilpres 2024 Dinilai Masih 50-50
Ujang berpendapat, untuk memenangkan Pilpres 2024, kans Prabowo cukup aman jika elektabilitasnya mencapai 70 persen.
Oleh karena itu, dia menilai Prabowo memiliki pekerjaan rumah untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat, termasuk para pemilihnya pada Pilpres 2014 dan 2019.
Sebab, menurut dia, banyak masyarakat pemilih Prabowo yang kecewa karena bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo, lawan politiknya di dua pemilu itu.
Baca juga: Majukan Prabowo Jadi Capres 2024, Gerindra Dinilai Tak Mau Rumit
Partai-partai politik memiliki penilaian tersendiri setelah mendengar kabar Prabowo bakal maju Pilpres 2024.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan, partainya menghormati sikap Gerindra yang mendorong Prabowo maju kembali.
Namun, dia belum bisa menjawab ketika ditanya mengenai kemungkinan Golkar akan berkoalisi dengan Gerindra, setelah kabar tersebut.
Baca juga: Prabowo Bakal Maju Pilpres 2024, Golkar: Suara Kader Solid untuk Airlangga Hartarto