Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelonggaran Kegiatan Masyarakat Jangan Buru-buru, Epidemiolog: Berisiko jika Dilakukan Terlalu Dini

Kompas.com - 10/10/2021, 15:43 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan pemerintah melonggarkan kegiatan masyarakat saat ini dinilai masih terlalu dini dan berisiko

Saat ini, pemerintah memang telah memberi sejumlah relaksasi di beberapa daerah yang level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) nya kecil seiring menurunnya kasus Covid-19.

"Effort pemerintah yang menurut saya berisiko itu adalah ketika ada pelonggaran-pelonggaran besar dilakukan terlalu dini," kata Pakar Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman kepada Kompas.com, Minggu (10/10/2021).

Baca juga: Ini Prediksi-prediksi Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir

Contoh pelonggarannya, kata Dicky, diadakannya kembali event-event yang berpotensi mengumpulkan banyak massa.

Menurutnya, hal tersebut sebaiknya belum dilakukan di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini yang baru mereda.

"Bukan tidak boleh, tapi saat ini kita fondasinya belum kuat dan terlalu buru-buru," ujar dia.

Dicky menilai, seharusnya untuk memberikan pelonggaran berupa pelaksanaan event seperti demikian harus ditahan terlebih hingga waktu yang tepat.

Sebab, kata dia, orang yang bepergian namun belum divaksinasi Covid-19 secara lengkap masih banyak.

Setidaknya masih ada 70 persen lebih orang yang belum mendapatkan vaksinasi Covid-19 secara lengkap.

 Baca juga: 2 Hal Ini Bisa Mencegah Gelombang Ketiga Covid-19 pada Akhir Tahun

Di samping itu, adanya varian baru Covid-19 yang semakin banyak juga membuat riskan pelonggaran-pelonggaran yang diberikan.

"Ini menjadi kombinasi ideal untuk terjadinya gelombang ketiga," kata dia.

Meskipun kemungkinan adanya gelombang ketiga Covid-19 di Tanah Air bukan hal yang bisa dihindari, ujar Dicky, akan tetapi seluruh pihak dapat mengupayakan agar dampaknya tidak terlalu besar.

Cara agar dapat menekan dampak besar dari kemunginan adanya gelombang ketiga tersebut adalah dengan tetap mengombinasikan 3T, 5M, dan vaksinasi secara kuat.

"Pelonggaran (dilakukan) bertahap, jangan buru-buru," kata dia.

Selain itu terhadap rencana pembukaan wisata Bali untuk wisatawan mancanegara, Dicky mengusulkan agar tidak terlalu awal dilaksanakan.

 Baca juga: Pelonggaran PPKM, Wapres Sebut Konsumsi Masyarakat Tunjukkan Tren Positif

"Harus dipastikan dulu siap dari semua aspeknya, karena bagaimana pun status perbaikan ini sebaiknya ditunggu satu bulan baru melakukan pelonggaran bertahap," kata dia.

Dicky mengatakan, sebelum pembukaan harus dipastikan terlebih dahulu bahwa tren Covid-19 stabil dan terus membaik.

Sebab apabila baru dua minggu penerapan PPKM dan sudah dilakukan pelonggaran yang cukup besar, maka hal tersebut dinilainya masih rawan.

"Apalagi kalau kapasitas testing, tracing-nya belum memadai, belum sesuai dengan eskalasi pandemi atau baru beberapa waktu saja meningkatnya, ini sangat rawan," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com