Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ishaq Zubaedi Raqib
Mantan Wartawan

Ketua LTN--Infokom dan Publikasi PBNU

NU, Regenerasi dan Suksesi: 100 Tahun Baru Dipimpin 5 Orang

Kompas.com - 10/10/2021, 08:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

(Sumber: UMMAT, No. 30 Thn III, 16 Februari 1998 ; DUTA, Sabtu, 12 Januari 1999)

Komitmen soal pentingnya regenerasi di tubuh NU, ia pegang teguh. Bahwa seseorang harus benar-benar memenuhi kualifikasi tertentu untuk duduk di kursi pemimpin, dipegang kuat

Kiai Said. Saat akan maju dalam pemilihan Ketua Umum PBNU bersaing dengan KH A Hasyim Muzadi, Gus Dur mengingatkan dia.

Umur belum cukup, pengalaman belum memadai, penguasaan atas wilayah dan cabang masih samar-samar.

Dan benar. Kiai Said kalah dari Kiai Hasyim Muzadi.

Dari Muktamar ke 30 di Lirboro, Kediri, Jawa Timur, ia mendapat pelajaran berarti. Dengan pengalaman itu pula, Kiai Said tidak terlihat coba-coba ikut di pemilihan Ketua Umum PBNU di Muktamar ke 31 di Boyolali, Jawa Tengah.

Ia membiarkan KH Masdar F Mas'udi masuk gelanggang pemilihan meski akhirnya tetap Kiai Hasyim Muzadi yang memenangi kompetisi itu.

Menyimak Gus Dur, Kiai Said maju di Muktamar ke 32 di Makassar. Dan ia menang, mengalahkan KH Slamet Effendy Yusuf.

Sudah dua periode Kiai Said memimpin NU. Dia benar-benar meninggalkan kontroversi yang pernah mengangkat namanya di pusaran pemikiran di internal NU, satu dekade silam.

Tak ada lagi waktu berdebat soal duapuluh sifat wajib Allah. Tak ada lagi excercise soal pembaruan konsep sebagai mazhab atau manhaj.

Kiai Said konsentrasi membenahi organisasi. Mematangkan kaderisasi dan menargetkan regenerasi sebagai sesuai yang mutlak dilakukan untuk keperluan tour of duty.

Menjelang seabad Nahdlatul Ulama, tidak ada persembahan paling bermakna bagi seorang pemimpin kecuali memastikan tampilnya kader-kader muda potensial.

Para suksesor ini lahir sebagai konsekuensi dari pembenahan organisasi yang dilakukan Kiai Said dalam dua periode kepemimpinannya.

Sungguh sayang, organisasi sebesar NU, dalam usianya yang seabad, baru dipimpin oleh 5 orang Ketua Umum; Hasan Gipo, Idham Chalid, Gus Dur, Hasyim Muzadi dan Said Aqil Siradj.

Waktunya suksesi

Kini, di penghujung kepemimpinannya, ia ditagih memenuhi komitmen atas pentingnya segera menyerahkan tongkat estafet.

Persis ketika Gus Dur mempersiapkan banyak nama seperti Achmad Bagdja, Mustafa Zuhad Mugni, Fahmi Saifuddin, Wahid Zaini, Hasyim Muzadi, Muhyiddin Arubusman, M Rozy Munir dan lain-lain.

Bersama nama-nama inilah, dulu nama Kiai Said mulai menjulang. Kini, mereka sudah purna tugas.

Semoga Kiai Said menyukseskan proses suksesi kepemimpinan NU lewat muktamar akhir tahun ini di Lampung. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Nasional
Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

Nasional
Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Nasional
Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Nasional
Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Nasional
Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Nasional
KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

Nasional
Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Nasional
Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com