Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antara Ganjar, Risma, dan Puan di Bursa Pencapresan Internal PDI-P...

Kompas.com - 08/10/2021, 17:36 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -Tiga kader PDI-P masuk dalam daftar 15 capres potensial Pilpres 2024 lewat survei yang dirilis Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Kamis (7/10/2021).

Ketiga kader PDI-P itu ialah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sekaligus Ketua DPR Puan Maharani.

Nama Ganjar bertengger di urutan kedua dengan tingkat elektabilitas 19 persen. Kemudian Risma berada di urutan kelima dengan elektabilitas 4,6 persen. Lalu Puan menduduki peringkat 11 dengan capaian 1,4 persen.

Baca juga: Survei Sebut 3 Kader PDI-P Capres dengan Elektabilitas Tertinggi, Politisi PDI-P: Ini Menguntungkan

Menanggapi hal tersebut anggota DPR fraksi PDI-P, Andreas Hugo Pareira mengatakan bahwa pihaknya memiliki banyak pilihan tokoh untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024.

“Hanya PDI-P yang punya calon nominasi unggulan lebih dari satu,” ungkap Andreas dalam webinar Rilis Survei SRMC, Kamis (7/10/2021).

“Ada Mas Ganjar, Mbak Puan, ada juga Bu Risma, bagi PDI-P itu hal menguntungkan dalam arti ke depan akan ada keputusan yang akumulatif untuk mengadapi Pilpres 2024,” jelas dia.

Hasil elektabilitas ini, lanjut Andreas, akan membuat Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dapat memilih kader yang tepat untuk menghadapi Pilpres mendatang.

“Kami yakin Ketum kami, Ibu Mega akan membuat keputusan tepat menghadapi Pilpres 2024,” katanya.

Bursa pencalonan internal PDI-P

Meski Pilpres 2024 masih jauh, bursa pencalonan di internal PDI-P sudah ramai. Persaingan secara tak langsung kerap terjadi antara Puan dan Ganjar. Keduanya memang lebih sering masuk dalam radar survei sebagai capres potensial ketimbang Risma.

Baca juga: [POPULER NASIONAL] Tiga Jenderal Bintang Lima di Indonesia | Tiga Kader PDI-P dengan Elektabilitas Tertinggi

Bahkan sempat terjadi gesekan antara Puan dan Ganjar terkait bursa pencapresan. Konflik itu bermula dari tidak diundangnya Ganjar dalam acara koordinasi partai untuk seluruh kader PDI-P beserta kepala daerah dari partai berlambang banteng itu di Jawa Tengah. Acara tersebut diprakarsai dan dipimpin oleh Puan.

Kendati demikian nama Ganjar tak muncul dalam daftar tamu undangan dan sengaja tak diundang. Kedua kader PDI-P yang bersinar itu kini bersitegang karena Ganjar dinilai berambisi maju di Pilpres 2024.

Adapun Puan yang merupakan putri Megawati memiliki kans besar untuk memperoleh tiket pencapresan. Karenanya, moncernya elektabilitas Ganjar di publik merupakan hambatan bagi Puan bila ingin melenggang mulus sebagai calon presiden atau wakil presiden yang diusung PDI-P.

Moncernya nama Ganjar terlihat dalam hasil sejumlah survei. Menurut hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis pada 22 Februari, elektabilitas Ganjar sebesar 10,6 persen. Sementara Puan Maharani hanya 0,8 persen. Survei tersebut dilakukan pada 25 hingga 31 Januari.

Baca juga: Survei SMRC: Elektabilitas Prabowo Masih Teratas, Ditempel Ganjar dan Anies

Kemudian dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia pada 21 Maret, nama Ganjar bertengger di posisi tiga besar. Dalam survei tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menempati urutan pertama dengan elektabilitas sebesar 15,2 persen dan disusul oleh Ganjar di posisi kedua dengan elektabilitas 13,7 persen.

Adapun posisi ketiga ditempati Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan elektabilitas sebesar 10,2 persen. Sementara itu dalam survei yang mengukur elektabilitas sebanyak 17 tokoh tersebut, Puan berada di posisi ke sembilan dengan elektabilitas sebesar 1,1 persen.

Selanjutnya, dalam survei yang dirilis Indonesia Political Opinion (IPO) pada 28 Oktober 2020, Ganjar berada di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 17,9 persen. Adapun Puan bertengger di posisi ke sembilan dengan elektabilitas sebesar 1,9 persen.

Meski dalam beberapa survei elektabilitas Ganjar lebih tinggi daripada Puan, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research Pangi Syarwi Chaniago menilai hal tersebut bukan penentu utama dalam mendapatkan tiket pencapresan.

Ia mengatakan, meski capres potensial memiliki elektabilitas yang tinggi, tetap saja nama-nama yang bakal keluar dari saku kantong, mutlak ditentukan ketua umum partai.

Pangi pun menilai faktor Megawati tetap menjadi yang dominan dalam penentuan capres yang akan diusung PDI-P. Karenanya ia menilai kans Puan sebagai anak ketua umum untuk mendapat tiket pencapresan lebih besar ketimbang Ganjar.

"Sehingga terkadang modal elektoral saja tidak cukup, tetap partai sebagai penentu. Puan (seara tidak langsung) sudah punya tiket," kata Pangi.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com