"Karena itu pemilihan wilayah prioritas untuk pengurangan kemiskinan ekstrem menggunakan dua kriteria agar lebih berimbang," kata Ma'ruf.
Baca juga: Wapres: Persoalan Utama Pengurangan Kemiskinan Ekstrem Bukan karena Anggaran
Selain itu, Ma'ruf menuturkan, ukuran tingkat kemiskinan ekstrem juga mengacu pada definisi Bank Dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yaitu sebesar 1,9 dolar AS purchasing power parity (PPP) per kapita per hari.
Kemiskinan ekstrem juga dinilai bukan berdasarkan ukuran tingkat kemiskinan umum yang digunakan Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu sebesar 2,5 dolar AS PPP per kapita per hari.
Berdasarkan ukuran tersebut total jumlah penduduk miskin ekstrem di Jawa Tengah mencapai 581.968 jiwa.
Di Kabupaten Banyumas, tingkat kemiskinan ekstremnya 6,83 persen dan jumlah penduduk miskin ekstrem 116.330 jiwa.
Kabupaten Banjarnegara memiliki tingkat kemiskinan ekstrem 7,23 persen dan jumlah penduduk miskin ekstrem 67.010 jiwa.
Tingkat kemiskinan ekstrem di Kabupaten Kebumen sebesar 7,68 persen jumlah dan penduduk miskin ekstrem 92.190 jiwa.
Kemudian, Kabupaten Pemalang memiliki tingkat kemiskinan ekstrem mencapai 9,52 persen dan jumlah penduduk miskin ekstrem 124.270 jiwa.
Selanjutnya, tingkat kemiskinan Kabupaten Brebes tercatat 10,34 persen dan jumlah penduduk miskin ekstrem 197.520 jiwa.
"Oleh karena itu, tahun 2021 yang tinggal 3 bulan lagi akan disiapkan bantuan berupa tambahan uang tunai khusus untuk rumah tangga miskin ekstrem di lima kabupaten prioritas di Jawa Tengah dengan menggunakan data yang sekarang tersedia," ucap Ma'ruf.
Program tambahan bagi lima kabupaten prioritas tersebut berasal dari program sembako dan bantuan langsung tunai (BLT) desa.
Baca juga: Wapres: Perlu Pemutakhiran Data KPM untuk Entaskan Kemiskinan Ekstrem
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.