Pada 24 Januari 1946, TKR Penerbangan berganti nama menjadi TKR Jawatan Penerbangan.
Suryadi bersama anggota TKR Penerbangan terus berupaya memperbaiki pangkalan-pangkalan udara dan memanggil para mantan penerbang di era Hindia Belanda dan Jepang melalui media massa.
Kemudian, pada 9 April 1946, TKR Jawatan diganti nama menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) melalui Penetapan Presiden Nomor 6/SD/1946, yang hingga kini diperingati sebagai lahirnya TNI AU. Suryadi menjabat sebagai Kepala Staf TRI AU dengan pangkat Komodor Udara atau Mayor Jendral di Angkatan Udara.
Baca juga: TNI, Sejarah dan Tugas Pokoknya
Sejak menjabat sebagai KSAU, Suryadi banyak melakukan penerbangan ke berbagai daerah di Indonesia.
Ia dengan berani ikut terbang ke Yogyakarta, dari cross-country flight ke Gorda (Serang), dengan menggunakan pesawat peninggalan Jepang, meskipun akhirnya harus melakukan pendaratan darurat.
Pada aksi militer Belanda II tahun 1948, Suryadi pernah ditawan dan dibuang ke Pulau Bangka. Ia ditawan bersama pejabat militer lainnya, penawanan ini digunakan Belanda untuk menekan Suryadi.
Pada tahun 1962, Presiden Soekarno menyetjui pengunduran diri Suryadi sebagai KSAU. Kemudian ia diangkat menjadi penasihat Militer Presiden RI di Jakarta sampai dengan tahun 1965.
Semasa hidupnya, ia pernah dipilih menjadi Kepala Staf Angkatan Perang dan pernah menjabat sebagai Menteri Pos dan Telekomunikasi (Postel) di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.