JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menyebut, 1,6 miliar pelajar di dunia berhenti belajar akibat terdampak pandemi Covid-19.
Hal itu dikatakan oleh Duta Besar RI untuk UNESCO Arrmanantha C Nashir berdasarkan data Teachers Task Force UNESCO.
"Menurut data dari Teachers Task force UNESCO pandemi telah menyebabkan lebih dari 1,6 miliar pelajar atau dari sekitar 190 negara yang berhenti belajar," kata Nashir dalam diskusi daring, Rabu (6/10/2021).
Baca juga: Menlu Retno Ingkatkan Peran Penting Komunitas Kemanusiaan di Masa Pandemi
Selain itu, tercatat ada 100 juta pelajar dan pegawai sekolah terkena imbas penutupan secara meluas, kemudian setengah dari dunia yaitu sekitar 800 juta pelajar masih terkena dampak dari penutupan sekolah atau belum kembali ke sekolah secara penuh.
Terdapat pula lebih dari 706 juta pelajar di seluruh dunia tidak memiliki akses komputer sehingga kesulitan melakukan proses pembelajaran.
"Dan menurut data juga ada sekitar 29 negara yang sekolahnya masih tutup," ujar dia.
Oleh karena itu, kata Nashir, UNESCO berusaha untuk membantu negara-negara yang menjadi anggotanya dengan berbagai cara, antara lain meminta pada Badan Kesehatan Dunia (WHO) agar guru-guru dapat diprioritaskan mendapatkan vaksin, khususnya di negara-negara Afrika.
Menurut dia, saat ini vaksinasi di negara-negara Afrika baru mencapai tidak lebih dari lima persen penduduknya.
"Dan untuk menempatkan guru sebagai salah satu front line worker yang sama dengan front line worker dari bidang kesehatan," ungkapnya.
Kemudian, Unesco berupaya untuk mendukung kepedulian politik (political awarness) agar pemerintah mengamankan anggaran program.
Baca juga: Mahasiswa IPB Ingin Kuliah Tatap Muka Terbatas? Ini Syaratnya
Selain itu, UNESCO bekerja sama dengan sektor swasta melalui inisiatif global education coalition digital gap dan menjamin keberlangsungan sektor pendidikan.
Nashir mengatakan, dari berbagai program yang dilakukan oleh Unesco dalam hal memitigasi dan beradaptasi di masa pandemi, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu pentingnya memperkuat mekanisme kerja sama terutama dalam proses pemulihan Covid-19 di dalam bidang pendidikan.
Kemudian, pentingnya leader squad di tingkat nasional untuk meningkatkan sinergi dan efisiensi kebijakan dan program terkait pendidikan dan anak.
"Dalam hal ini mungkin bahwa langkah-langkah yang diambil Indonesia dalam konteks mengatasi pandemi di bidang pendidikan sering menjadi contoh oleh UNESCO," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.