Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan 35 Kilogram Bahan Peledak TATP Berawal dari Pengakuan Narapidana

Kompas.com - 04/10/2021, 19:07 WIB
Tsarina Maharani,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri menemukan 35 kilogram bahan peledak Triacetone Triperoxide (TATP) di kaki Gunung Ciremai, Desa Bantar Agung, Sindangwangi, Majalengka, Jawa Barat.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, penemuan itu berawal dari pengakuan narapidana kasus terorisme, Imam Mulyana.

Imam ditangkap pada 18 September 2017 ketika Presiden Joko Widodo akan menghadiri acara penutupan kegiatan Festival Keraton Nusantara (FKN) ke-IX Tahun 2017 di Taman Gua Sunyaragi, Cirebon, Jawa Barat.

Baca juga: Densus 88 Temukan 35 Kilogram Bahan Peledak TATP di Kaki Gunung Ciremai Majalengka

"Kepada Densus 88, Imam membuat pengakuan yang mencengangkan. Dia bersama komplotannya masih menyimpan bahan baku TATP sebanyak 35 kilogram," kata Ramadhan di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (4/10/2021).

"Penyimpanan bahan peledak yang dikenal sebagai The Mother of Satan karena ledakannya yang dahsyat itu berada di kaki Gunung Ciremai," tutur dia.

Dari hasil penyelidikan awal saat itu, Imam diketahui terkait dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan berniat merampas senjata anggota polisi yang berjaga mengamankan kedatangan Presiden sekaligus melukainya.

Selain itu, dari tangan Imam, Densus 88 mengamankan satu buah koper yang berisi sangkur, airsoft gun, dan beberapa benda mencurigakan lainnya.

Berdasarkan keterangan Imam soal bahan peledak TATP itu, tim Densus 88 bergerak ke lokasi pada 1 Oktober 2021. Bahan peledak itu baru ditemukan setelah pencarian dalam beberapa hari.

Ramadhan mengatakan, puluhan kilogram TATP itu ditemukan dalam wadah terpisah-pisah di sekitar lokasi.

Baca juga: Mengenal JAD dan MIT, Kelompok Teroris di Indonesia yang Berbaiat ke ISIS

Polisi menemukan sebuah toples berisi 10 kilogram TATP murni dan botol plastik ukuran 250 ml berisi gotri (besi bulat berukuran kecil).

Kemudian, empat kotak penyimpanan berisi TATP murni serta C1, dan setengah botol air minum besar berisi TATP yang sudah berubah warna.

Ramadhan mengatakan, Tim Jibom Brimob Polda Jabar kemudian memusnahkan bahan peledak tersebut di sekitar lokasi penemuan.

"Dari hasil pemusnahan itu diketahui ternyata bahan peledak tersebut masih menghasilkan efek ledakan yang dasyat," tuturnya.

Menurut Ramadhan, TATP sebanyak 50 gram yang dimusnahkan di atas tanah menimbulkan lubang dengan diameter sekitar 1 meter dengan kedalaman 20 cm.

Selain itu, pemusnahan lainnya dalam jumlah beragam bahkan menimbulkan getaran hebat, lubang di permukaan tanah, pecahan batu, dan tanah longsor.

"Sebagian sisa TATP saat ini diamankan untuk barang bukti sekitar tiga perempat botol air mineral ukuran 1,5 liter dan disimpan oleh tim Jibom Brimob Polda Jabar untuk dilakukan penelitian lebih lanjut," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serba-Serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-Serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com