Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tragedi 1965 Mantan Tahanan Politik, Bukan Tahanan Kriminal

Kompas.com - 01/10/2021, 20:47 WIB
Tatang Guritno,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dan masyarakat diminta memperlakukan korban tragedi 1965 sebagai mantan tahanan politik, bukan mantan tahanan kriminal.

Menurut Kepala Pusat Kajian Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (Pusdema) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Baskara T Wardaya, para eks tapol bukanlah orang-orang yang ditahan karana tindakan kriminal.

Namun, mereka ditahan karena perbedaan pandangan politik dengan pihak yang berkuasa saat itu.

They are not a criminal, mereka bukan penjahat yang ditahan karena membunuh, mencuri atau korupsi,” kata Baskara pada Kompas.com, Jumat (1/10/2021).

“Mereka ditahan bukan karena mereka jahat, tetapi karena pandangan politik yang berbeda dengan penguasa,” kata dia.

Baca juga: Ketakutan Masyarakat pada Komunisme yang Dibuat Orde Baru Menjadi Salah Satu Kesulitan Penyelesaian Tragedi 1965

Baskara mengatakan, saat ditangkap, korban tragedi 1965 rata-rata masih berusia 20 tahun.

Pada usia itu, kata Baskara, mereka yang ditangkap sedang bersemangat untuk menyampaikan aspirasinya untuk kemajuan negeri.

“Bahwa aspirasi itu kemudian berbeda dengan keinginan penguasa itu urusan berbeda, tetapi mereka juga adalah orang-orang yang punya cita-cita untuk negeri ini,” kata dia.

Baskara mengatakan penyampaian aspirasi itu bukan hal yang salah karena juga dijamin oleh konstitusi.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah mau mengakui secara formal bahwa terjadi pelanggaran HAM berat tahun 1965.

“Syukur-syukur bisa secara formal meminta maaf pada para korban, seandainya tidak, tolonglah itu (pelanggaran HAM berat) terjadi, perkara siapa benar siapa salah itu nanti,” kata dia.

Baca juga: Bangsa Indonesia Perlu Dipulihkan dari Tragedi 1965

Carut marut sejarah 1965 masih terus terjadi. Dalam sejarah versi pemerintah, PKI disebut menjadi dalang atas pembunuhan para jenderal.

Di sisi lain, pasca-orde baru banyak sumber sejarah yang mengatakan sebaliknya.

Bahkan, terjadi penangkapan, penyiksaan, penahanan hingga pembunuhan pada orang-orang yang terafiliasi PKI.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo pada tahun 2016 sempat mengadakan Simposium Tragedi 1965 bersama dengan Luhut Binsar Pandjaitan yang menjabat sebagai Menkopolhukam kala itu.

Baca juga: September 1965 dan Kisah Orang-orang Buangan...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com