Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisioner Komnas HAM Sayangkan Belum Ada Langkah Ungkap Kebenaran Peristiwa 65

Kompas.com - 01/10/2021, 14:43 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Amiruddin menyebut tragedi kemanusiaan 1965 merupakan luka paling dalam untuk bangsa Indonesia.

Amiruddin meminta pemerintah tidak perlu melakukan penyangkalan lagi tentang adanya pelanggaran HAM berat di masa itu.

“Seluruh peristiwa itu memang harus diterima tanpa penyangkalan lagi. Peristiwa itu tragedi bagi bangsa kita,” tutur Amiruddin dihubungi Kompas.com, Jumat (1/10/2021).

Peristiwa 1965 merujuk pada pembunuhan para jenderal yang selanjutnya disebur Pahlawan Revolusi, pada 1 Oktober dini hari yang diduga didalangi PKI.

Baca juga: September 1965 dan Kisah Orang-orang Buangan...

Pasca peristiwa itu, orang-orang yang berafiliasi dengan PKI kemudian diburu, disika, dipenjara hingga dibunuh.

Banyak pihak menduga tragedi kemanusiaan itu memakan ratusan ribu hingga jutaan korban.

Amiruddin mengungkapkan, dampak dari peristiwa tragedi 1965 masih terasa hingga saat ini.

“Akibatnya masih terasa sampai kini. Kita harus keluar dari segala trauma yang diakibatkannya,” kata dia.

Komnas HAM, terang Amiruddin, telah menyuarakan penyelesaian persoalan 1965 sejak tahun 2000.

“Ada TAP MPR tentang langkah yang mesti diambil itu, yaitu bisa menempuh jalan pengungkapan kebenaran dan rekonsiliasi, bisa juga dengan langkah pengadilan,” paparnya.

Namun Amiruddin menyayangkan langkah pengungkapan kebenaran tragedi 1965 belum diambil pemerintah sampai saat ini.

“Sayang langkah-langkah itu belum kunjung diambil,” jelasnya.

Amiruddin menegaskan upaya pengungkapan kebenaran atas peristiwa tersebut penting untuk dilakukan agar bangsa ini tidak mengulangi kesalahan.

“Agar kita mengoreksi kekeliruan-kekeliruan di masa lalu dan tidak menjadi beban bagi masa kini dan mendatang,” imbuh dia.

Baca juga: Presiden AS Eisenhower dan Perannya dalam Huru-Hara 1965 di Indonesia

Diketahui pemerintahan Presiden Joko Widodo sempat mengadakan Simposium Tragedi 1965 sebagai jalan rekonsiliasi dan pengungkapan kebenaran.

Simposium itu diadakan pemerintah melalui Kemenkopolhukam pada 18-19 April 2016. Kala itu jabatan Menkopolhukam diduduki oleh Luhut Binsar Pandjaitan.

Namun sampai saat ini hasil simposium tersebut belum berdampak signifikan pada upaya pengungkapan dan kebenaran tragedi kemanusiaan 1965.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com