Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bangun Sektor KP, Menteri Trenggono Dorong Riset Perikanan di Perguruan Tinggi

Kompas.com - 30/09/2021, 11:28 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com – Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono menilai bahwa perguruan tinggi berperan penting dalam mewujudkan pembangunan sektor kelautan dan perikanan (KP) di Indonesia.

Sebab, menurut dia, perguruan tinggi memiliki bidang riset dan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dan unggul.

Perguruan tinggi tentu punya peran penting, khususnya dalam hal riset. Saya berharap riset paling bagus dilakukan di perguruan tinggi,” kata Trenggono melalui keterangan pers resmi, dikutip Kompas.com, Jumat (1/10/2021).

Adapun riset yang dibutuhkan saat ini, sambung Trenggono, ada di bidang perikanan budi daya. Subsektor ini dinilai menumbuhkan ketahanan pangan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga: Sambut Indonesia Emas 2045, Kementerian KP Siapkan Riset Sosial Ekonomi

“Penangkapan di alam itu harus dibatasi untuk menjaga agar ekosistem laut tetap lestari,” ujarnya.

Ia melanjutkan, penjagaan laut agar tetap sehat harus dilakukan, demi kelangsungan makhluk hidup di bumi.

“Lautan menjadi penyuplai oksigen terbesar dan menjaga kestabilan suhu dan iklim dunia,” tutur Trenggono.

Hal tersebut disampaikannya saat bertemu Rektor Universitas Riau (UNRI) Prof Aras Mulyadi dan Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Dr Agung Dhamar Syakti di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP), Jakarta Pusat, Kamis (30/9/2021).

Baca juga: Lindungi RI dari llegal Fishing, Kementerian KP Latih Pengawas Perikanan Pusat dan Daerah

Dalam kesempatan itu, Trenggono tidak lupa menjelaskan dua dari tiga terobosan Kementerian KP periode 2021-2024 terkait perikanan budi daya.

Salah satunya, kata dia, adalah pengembangan perikanan budi daya untuk peningkatan ekspor yang didukung riset KP serta pembangunan kampung-kampung perikanan budi daya air tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal.

“Kunci utama dari budi daya ini adalah masalah pakan. Ini yang saya minta peran perguruan tinggi, bagaimana melakukan substitusi pakan. Mudah-mudahan UNRI dan UMRAH berhasil melakukannya,” harap Trenggono.

Selain itu, dia melanjutkan, riset bisa menjurus ke berbagai komoditas perikanan budi daya dengan potensi dan nilai jual tinggi.

Baca juga: Kementerian KP Gelar Pelatihan Dukung Pengembangan Kampung Budi Daya

“Ini bisa udang, lobster, kepiting, dan rumput laut. Nilai udang di pasar dunia, misalnya, berdasarkan data tahun 2020 itu ada di angka 23,24 miliar dollar Amerika Serikat (AS),” terangnya.

Kementerian KP saat ini bahkan menargetkan produksi udang nasional pada 2024 bisa mencapai 2 juta ton per tahun. Saat ini produksinya masih di bawah angka 1 juta ton.

Hal tersebut mengacu pada tingginya kebutuhan pasar dan potensi yang dimiliki Indonesia. Indonesia punya lebih dari 247.000 hektar (ha) tambak, tapi produktivitasnya belum optimal.

“Angka ini sangat besar. Harusnya kita menjadi produsen udang terbesar di dunia. Namun produktivitasnya hanya 0,6 ha padahal best practice bisa mencapai 40 juta ton per ha,” ungkap Trenggono.

Baca juga: Kementerian KP dan Menteri Trenggono Boyong Dua Penghargaan pada Anugerah Humas Indonesia 2021

Sementara itu, Rektor UNRI Prof Aras Mulyadi dan Rektor UMRAH Dr Agung Dhamar Syakti menyambut baik ajakan Menteri Trenggono untuk memperkuat rise-riset sektor perikanan yang digagas Kementerian KP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com