JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, kasus Covid-19 yang melandai perlu disikapi secara bijak dan hati-hati.
Semua pihak diimbau terus menjaga penurunan ini.
"Untuk menjaganya (kasus Covid-19) agar terus turun harus diupayakan dengan tidak gegabah dalam melakukan kegiatan sosial dan ekonomi meski pelonggaran sudah diberlakukan," ujar Wiku dalam konferensi pers daring yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (30/9/2021).
Baca juga: Sekarang, Penyintas Covid-19 Bisa Divaksinasi Sebulan Setelah Sembuh
Oleh karena itu, Wiku mengingatkan masyarakat untuk belajar dari pola kenaikan kasus yang hampir selalu terjadi pasca-kejadian besar.
Menurut dia, kenaikan kasus Covid-19 pertama terlihat pada periode Idul Fitri 2020.
Meski saat itu berlaku peraturan PSBB dan mudik ditiadakan tetapi ternyata periode itu tetap meningkatkan kasus hingga 214 persen.
"Kasusnya meningkat dua pekan pasca-Idul Fitri dan kenaikan itu bertahan selama tujuh minggu. Kenaikan kasus yang jadi puncak pertama di Indonesia terjadi pada November 2020 hingga januari 2021," kata Wiku.
Kenaikan ini terjadi akibat event kolektif yang dimulai dari 17 Agustus, Maulid Nabi 28-29 Oktober 2020, dan perayaan Natal serta Tahun Baru 2021.
Selain itu, adanya rentetan event besar ini juga tidak didukung pembatasan masyarakat yang sesuai.
"Akibatnya kenaikan kasus terjadi sebanyak 389 persen dan bertahan hingga 13 minggu dan akhirnya dapat turun," ucap Wiku.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua di Tangsel Baru 43,8 Persen
Setelah puncak pertama kasus dapat turun selama 15 pekan, terjadi lonjakan Covid-19 lagi.
Lonjakan ini terjadi selama Idul Fitri 2021. Saat itu, aturan peniadaan mudik telah diberlakukan dan berhasil mencegah sebagian besar masyarakat untuk tidak mudik.
Namun, kegiatan berkumpul bersama keluarga pada satu wilayah yang sama atau wilayah aglomerasi tetap dilakukan oleh sebagian besar masyarakat.
Hal ini terjadi karena masyarakat merasa aman dengan turunnya kasus Covid-19 selama 15 pekan berturut-turut dan rasa ingin berkumpul bersama yang semakin tinggi.
"Akibatnya kasus Covid-19 naik hingga 880 persen. Tingginya kenaikan ini juga dipengaruhi keberadaan varian delta virus corona yang sudah masuk ke Indonesia," ujar Wiku.
"Namun, kenaikan ini bertahan selama delapan pekan saja, artinya lebih singkat dibandingkan puncak kenaikan pertama," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.