Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Sampaikan Kekhawatiran tentang Diskriminasi Vaksin Covid-19

Kompas.com - 29/09/2021, 14:46 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia melalui Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan kekhawatiran tentang adanya diskriminasi vaksin Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Retno selaku co-chairs COVAX Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group (EG) dalam pertemuan Gavi Board dengan para co-chairs COVAX AMC EG saat kunjungannya ke Sidang Majelis Umum PBB ke-76 di New York, Amerika Serikat.

"Saya sebutkan beberapa negara melarang pelaku perjalanan lintas batas meskipun telah divaksinasi dengan jenis yang mendapatkan emergency use listing (EUL) dari WHO, tetapi masih dilarang masuk ke negara tersebut," kata Retno dalam konferensi pers, Rabu (29/9/2021)

Baca juga: Stafsus Jokowi: 95 Persen Penyandang Disabilitas di 6 Provinsi Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Pertama

"Atau mereka boleh masuk namun harus mendapatkan booster dari vaksin yang telah diakui oleh otoritas mereka," lanjut dia.

Oleh karena itu, RI meminta agar WHO, GAVI, dan COVAX Facility melakukan joint effort untuk mencegah diskriminasi vaksin tersebut.

Apalagi diakuinya bahwa GAVI Council pun sangat mengkhawatirkan diskriminasi tersebut.

"Mereka akan berupaya untuk menangani bersama dengan WHO," kata Retno.

Dalam pertemuan tersebut, Retno juga mengusulkan agar negara berkembang dapat dimasukkan ke dalam rantai pasokan vaksin global.

Hal tersebut dalam rangka peningkatan kapasitas produksi vaksin Covid-19 oleh negara-negara produsennya.

Baca juga: Indonesia Usulkan Negara Berkembang Dimasukkan ke dalam Rantai Pasokan Vaksin Global

"Produsen vaksin harus mampu meningkatkan kapasitas produksinya dan sudah saatnya negara berkembang dimasukkan dalam rantai pasokan vaksin global," ujar Retno.

Saat ini, kata dia, diperlukan 11 miliar dosis untuk memenuhi target vaksinasi 70 persen penduduk dunia pada pertengahan 2022.

Dengan demikian, untuk memenuhi target tersebut pihaknya menyarankan agar para produsen meningkatkan produksi pasokan vaksin dan melakukan dose-sharing (berbagi dosis).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

Nasional
PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

Nasional
Jokowi Tegaskan Tak Bentuk Tim Transisi untuk Prabowo-Gibran

Jokowi Tegaskan Tak Bentuk Tim Transisi untuk Prabowo-Gibran

Nasional
AHY: Mari “Move On” dan “Move Forward” Pilkada di Depan Mata

AHY: Mari “Move On” dan “Move Forward” Pilkada di Depan Mata

Nasional
Cak Imin: Sebetulnya PKB Masih Ingin Hak Angket DPR

Cak Imin: Sebetulnya PKB Masih Ingin Hak Angket DPR

Nasional
Pesan Jokowi untuk Prabowo-Gibran: Persiapkan Diri, Setelah Pelantikan Langsung Kerja ...

Pesan Jokowi untuk Prabowo-Gibran: Persiapkan Diri, Setelah Pelantikan Langsung Kerja ...

Nasional
Ganjar-Mahfud dan Puan Maharani Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Ganjar-Mahfud dan Puan Maharani Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Titiek Soeharto-Didiet Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Titiek Soeharto-Didiet Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
PKS Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran: Kita Ucapkan Selamat Bertugas

PKS Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran: Kita Ucapkan Selamat Bertugas

Nasional
Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Nasional
Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

Nasional
Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Nasional
Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Tanpa Melupakan Catatan di MK

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Tanpa Melupakan Catatan di MK

Nasional
Jokowi Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden-Wapres Terpilih

Jokowi Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
Ajak Rekonsiliasi, AHY Minta Pihak yang Belum Puas Hasil Pilpres Tak Korbankan Rakyat

Ajak Rekonsiliasi, AHY Minta Pihak yang Belum Puas Hasil Pilpres Tak Korbankan Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com