Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Profil Azmyn Yusri Nasution, Mantan Pangkostrad yang Minta Patung Penumpas G30S/PKI Dibongkar

Kompas.com - 28/09/2021, 15:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution adalah sosok di balik tiga patung penumpas G30S/PKI yang berada di Museum Dharma Bhakti, Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Jakarta. 

Patung-patung itu menggambarkan menggambarkan sosok Presiden ke-2 Soeharto, Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie, dan Jenderal TNI (Purn) Abdul Harris Nasution. Ketiganya merupakan tokoh Angkatan Bersenjata sebagai penumpas Gerakan 30 September/PKI (G30S/PKI) 1965. 

Kini ketiga patung tersebut telah dibongkar. Menurut Kepala Penerangan Kostrad, Kolonel Inf Haryantana, ketiga patung tersebut dibongkar atas permintaan Azmyn Yusri Nasution selaku penggagas.

Baca juga: Tiga Patung Penumpas G30S/PKI Dibongkar Penggagas, Pangkostrad Tidak Bisa Menolak

Oleh karena itu, sudah tidak adanya patung diorama di Museum Dharma Bhakti bukan berarti mengindikasikan TNI AD telah disusupi PKI seperti yang dituduhkan oleh Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

"Tidak benar Kostrad menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S/PKI). Pembongkaran patung-patung murni keinginan (mantan Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide," ujar Haryantana dalam keterangan tertulis, Senin (27/9/2021).

Haryantana mengatakan, pada 30 Agustus 2021, Azmyn Yusri Nasution sebagai eks Pangkostrad bersilaturahmi dengan Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman.

Silaturahmi tersebut bertujuan untuk meminta pembongkaran ketiga patung penumpas G30S/PKI tersebut.

Di mana pembuatan patung-patung tersebut merupakan ide Azmyn Yusri Nasution kala ia menjabat sebagai Pangskotrad periode 9 Agustus 2011 sampai 13 Maret 2012.

AY Nasution meminta ketiga patung tersebut dibongkar dengan alasan keyakinan agamanya. Sehingga Kostrad mempersilakan.

Siapa Azmyn Yusri Nasution?

Mengutip Tribunnews, AY Nasution lahir pada 26 Maret 1954 di Medan, Sumatera Utara. Ia merupakan purnawirawan TNI.

Pada tahun 2012, AY Nasution meramaikan bursa bakal calon Gubernur Sumut melalui Partai Demokrat. Namun, ia tak lolos menjadi calon gubernur yang ditetapkan KPU Sumut saat itu.

Jabatan terakhir lulusan AKABARI angkatan tahun 1977 ini adalah sebagai Panglima Kostrad (Pangkostrad) di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia merupakan Pangkostrad ke-34.

Baca juga: Patung Sejarah G30S/PKI Dibongkar, Kostrad: Permintaan Mantan Pangkostrad demi Ketenangan Lahir Batin

AY Nasution menjabat sebagai Pangkostrad melalui Keputusan Panglima TNI Nomor Nomor: Kep/584/VII/2011 tanggal 25 Juli 2011. Saat itu, AY Nasution menjadi Pangkostrad menggantikan ipar SBY, Pramono Edhie Wibowo, yang diangkat menjadi KSAD.

AY Nasution tercatat pernah menempati sejumlah jabatan strategis di TNI. Di bawah ini Kompas.com rangkum sejumlah jabatan yang pernah diembang oleh AY Nasution.

- Panglima Kostrad (2011-2012)

- Asisten Teritorial Panglima TNI (2010-2011)

- Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (2010)

- Panglima Kodam XVII/Cenderawasih (2008-2011)

- Panglima Divisi Infanteri-2/Kostrad (2007-2008)

- Kepala Dinas Jasmani Angkatan Darat (2006-2007)

- Wakil Panglima Komando Ops Keamanan di Poso, Sulteng (2006)

- Kepala Staf Divisi Infanteri-1/Konstrad (2005-2006)

- Komandan Korem 011/Lhokseumawe (2002-2005)

- Asisten Operasi Kostrad (2000-2002)

- Asisten Operasi Kodam I/Bukit Barisan (1999-2000)

- Asisten Operasi Divisi Infanteri-2/Kostrad (1998-1999)

- Kasbrigif 9/Kostrad (1997-1998)

- Kasdim 1609/Singaraja (1991-1992)

- Wadan Yonif 741/Dam IX/Udayana (1990-1991)

- Kasdim 1607/Sumbawa (1988-1990)

- Pelatih/Guru Militer Pussenif (1983-1988)

- Kasi Intel Yonif 516 Dam VIII/Brawijaya (1982-1983)

- Danki-A Yonif 516/16 Dam VIII/Brawijaya (1980-1982)

- Danton KI-A Yonif 521/16 Dam VIII Brawijaya (1978-1980)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Gonjang-ganjing Prima dari Putusan PN Jakpus hingga Lolos Verifikasi Administrasi KPU

Gonjang-ganjing Prima dari Putusan PN Jakpus hingga Lolos Verifikasi Administrasi KPU

Nasional
Rafael Ngaku Bisa Saja Lapor LHKPN Rp 15 Miliar

Rafael Ngaku Bisa Saja Lapor LHKPN Rp 15 Miliar

Nasional
Rafael Klaim 70 Tas Mewah yang Disita KPK Cuma 10 Asli, Sisanya KW

Rafael Klaim 70 Tas Mewah yang Disita KPK Cuma 10 Asli, Sisanya KW

Nasional
Rafael Ungkap Asal Usul Deposit Box Rp 37 M: Jual Aset Orang Tua Hingga Reksa Dana

Rafael Ungkap Asal Usul Deposit Box Rp 37 M: Jual Aset Orang Tua Hingga Reksa Dana

Nasional
Cara Jokowi Jaga Asa Timnas U-20 di Tengah Kekecewaan Gagal Tampil di Piala Dunia U-20

Cara Jokowi Jaga Asa Timnas U-20 di Tengah Kekecewaan Gagal Tampil di Piala Dunia U-20

Nasional
Rafael Alun Kebingungan Uang Tunai Rp 40 Juta Disita KPK

Rafael Alun Kebingungan Uang Tunai Rp 40 Juta Disita KPK

Nasional
Seputar Rusun Tunawisma di Cipayung, Harga Sewa Rp 10.000 dan Tak Boleh Dihuni Sembarang Orang

Seputar Rusun Tunawisma di Cipayung, Harga Sewa Rp 10.000 dan Tak Boleh Dihuni Sembarang Orang

Nasional
Sedih Uang Belanja Istri dan THR Pegawai Disita KPK, Rafael Alun: Bingung, Mau Bayar Pakai Apa?

Sedih Uang Belanja Istri dan THR Pegawai Disita KPK, Rafael Alun: Bingung, Mau Bayar Pakai Apa?

Nasional
Desakan Komnas HAM Agar Pemerintah RI Cegah Impunitas Pelaku Pelanggaran HAM

Desakan Komnas HAM Agar Pemerintah RI Cegah Impunitas Pelaku Pelanggaran HAM

Nasional
Nyatakan Prima Lolos Seleksi Administrasi, KPU Lanjutkan ke Tahap Verifikasi Faktual

Nyatakan Prima Lolos Seleksi Administrasi, KPU Lanjutkan ke Tahap Verifikasi Faktual

Nasional
Tanggal 5 April Hari Memperingati Apa?

Tanggal 5 April Hari Memperingati Apa?

Nasional
Tanggal 4 April Hari Memperingati Apa?

Tanggal 4 April Hari Memperingati Apa?

Nasional
TGB Sebut Arah Koalisi Partai Perindo Masih Dinamis

TGB Sebut Arah Koalisi Partai Perindo Masih Dinamis

Nasional
BPH Migas Ajak Masyarakat Ikut Awasi Distribusi BBM Bersubsidi

BPH Migas Ajak Masyarakat Ikut Awasi Distribusi BBM Bersubsidi

Nasional
Polri Kerahkan 148.211 Personel Gabungan Kawal Operasi Ketupat 2023

Polri Kerahkan 148.211 Personel Gabungan Kawal Operasi Ketupat 2023

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke