Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Klaim Angka Testing Sudah Cukup Baik, Epidemiolog: Mestinya 270.000 Testing Per Hari

Kompas.com - 28/09/2021, 10:06 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko menilai, rata-rata angka testing yang kini telah dicapai Indonesia, yaitu 170.000 tes per hari, belum mencapai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Sesuai standar WHO, minimal jumlah orang yang dites yaitu 1 orang per 1.000 penduduk per minggu. Dengan begitu, jika mengacu standar tersebut maka angka testing di Indonesia harus mencapai 270.000 per pekan.

"Satu per 1.000 per populasi per minggu atau per hari sama saja, kalau kita melakukan 170.000 testing berarti belum satu per 1.000 populasi. Kalau 270.000 baru satu per 1.000 populasi," kata Tri saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/9/2021).

Ia menambahkan, pelaksanaan pemeriksaan (testing) Covid-19 hingga kini belum merata di tingkat kabupaten/kota. Bahkan, pengawasan pemerintah pusat terhadap pelaksanaan testing masih belum baik.

"Harusnya Indonesia melihat testing kabupaten/kota masing-masing, dan di instruksi Mendagri sudah diatur (target testing), tapi pusat pengawasannya tidak baik," ujarnya.

Baca juga: Target Testing 400.000 Per Hari Belum Tercapai, Ini Kata Kemenkes

Lebih lanjut, Tri berharap pemerintah di tingkat kabupaten/kota melakukan testing sesuai jumlah penduduk agar pelaksanaan testing antar kabupaten/kota tidak ada ketimpangan.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, saat ini angka testing Covid-19 Indonesia rata-rata 170.000 per hari.

Luhut menampik anggapan sejumlah pihak yang menyebut angka testing Covid-19 Indonesia rata-rata masih 30.000 per hari.

"Jadi kalau ada orang berkomentar testing itu cuma 30.000, sekarang yang di-testing itu rata-rata 170.000 per hari. Saya ulangi, 170.000-an per hari," ujar Luhut dalam konferensi pers secara virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (27/9/2021).

"Jadi angka itu cukup oke walaupun target kami sebenarnya masih lebih dari itu," kata dia.

Luhut mengungkapkan, saat ini angka tracing di daerah pun mengalami peningkatan.

Pekan lalu, persentase tracing sebanyak 26 persen di Jawa-Bali. Pekan ini, persentase capaian tracing di Jawa-Bali meningkat menjadi 36 persen.

Baca juga: Menkes Sebut Testing Covid-19 Capai 4 Kali Lipat dari Standar WHO

Dia pun mengatakan, saat ini pemerintah menerapkan kombinasi sejumlah strategi dalam penanganan Covid-19, yaitu memperbanyak testing, memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi, dan menerapkan disiplin jaga jarak.

"Saya kira itu alat kita untuk menghindari kalau ada gelombang serangan berikutnya," ucap Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com