JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) menyampaikan klarifikasi terkait isu 2,8 persen sekolah menjadi klaster Covid-19 selama melakukan pembelajaran tatap muka (PTM).
Nadiem menegaskan, data 2,8 persen tersebut adalah angka kumulatif selama masa pandemi Covid-19.
“Angka 2,8 persen satuan pendidikan walaupun itu sudah kecil tetapi itu pun data kumulatif bukan data per 1 bulan, jadi itu semua dari seluruh masa Covid ini bukan dari bulan terakhir di mana PTM terjadi,” kata Nadiem dalam YouTube Sekretariat Presiden, Senin (27/9/2021).
Baca juga: 143 Sekolah di Jakbar Akan Gelar PTM Tahap Dua Mulai 1 Oktober
Nadiem juga menegaskan, angka 2,8 persen yang diperoleh dari laporan sekolah itu belum tentu hanya berasal dari sekolah yang sudah menggelar PTM terbatas saja.
Adapun berdasarkan data hasil survei Kemendikbud Ristek per 20 September 2021, tercatat ada 2,8 persen atau 1.296 dari 46.580 responden sekolah menjadi klaster Covid-19.
Data yang sama juga memperlihatkan, 7.307 tenaga pendidik dan 15.429 siswa positif Covid-19.
Selain itu, Nadiem mengklarifikasi data riset Kemendikbud Ristek yang menyebut belasan ribu siswa dan ribuan guru positif Covid-19.
Eks CEO Go-Jek ini menyebut, angka tersebut masih berupa data kasar serta memiliki banyak eror atau kesalahan.
“Contohnya banyak sekali yang melaporkan jumlah positif covid itu melampaui daripada jumlah murid-murid di sekolahnya,” ujar dia.
Baca juga: Bertambah Lima, Kini Ada 18 Sekolah di Kepulauan Seribu yang Gelar Pembelajaran Tatap Muka
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendiknbud Ristek Jumeri juga telah menyampaikan, ada ada empat mispersepsi di masyarakat terkait data 2,8 persen sekolah yang jadi klaster Covid-19.
Pertama, data 2,8 persen yang dipublikasikan Kemendikbud Ristek, bukan klaster Covid-19, namun itu merupakan jumlah warga sekolah yang terpapar Covid-19.
“Jadi itu 2,8 persen adalah bukan data klaster pendidikan. Tetapi itu adalah data yang menunjukkan satuan pendidikan yang melaporkan aplikasi kita, lewat laman kita, bahwa di sekolahnya ada warga yang tertular Covid-19,” kata Jumeri dalam acara Bincang Pendidikan virtual, Jumat (24/9/2021).
Kedua, data 2,8 persen sekolah yang jadi klaster Covid-19 itu tidak hanya bersumber dari sekolah yang sudah menggelar PTM terbatas, tetapi juga diisi oleh sekolah yang belum menggelar PTM terbatas.
Baca juga: 143 Sekolah di Jakbar Akan Gelar PTM Tahap Dua Mulai 1 Oktober
Ketiga, Jumeri menekankan jumlah tersebut adalah data sejak Juli 2020 hingga September 2021.
Terakhir, Jumeri mengklarifikasi, informasi 7.307 tenaga pendidik dan 15.429 siswa positif Covid-19 masih belum terverifikasi secara akurat sehingga masih ada kesalahan data.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.