Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: RI Berpotensi Jadi Negara Terbesar Sektor Ekonomi Syariah

Kompas.com - 25/09/2021, 16:38 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, Indonesia berpotensi menjadi negara terbesar untuk sektor ekonomi dan keuangan syariah.

Pasalnya, Indonesia memiliki sumber daya dan pasar yang sama-sama potensial bagi produk ekonomi syariah.

"Indonesia berpeluang menjadi negara terbesar untuk sektor ekonomi dan keuangan syariah," ujar Ma'ruf saat memberikan sambutan secara virtual pada Bizhare Investment Conference 2021 yang digelar Sabtu (25/9/2021).

Baca juga: Wapres: Literasi Masyarakat Soal Pasar Modal Syariah Perlu Ditingkatkan

"Dari sisi supply, kita punya sumber daya untuk pengembangan ekonomi syariah. Sementara dari sisi demand, kita adalah pasar potensial bagi ekonomi syariah," tuturnya.

Potensi tersebut terdiri dari sektor keuangan, produk dan makanan halal, fashion muslim, dana sosial Islam serta usaha atau bisnis Syariah.

Ma'ruf berharap, potensi yang dimiliki Indonesia diharapkan dapat direalisasikan bersama para pemangku kepentingan.

"Sehingga ekonomi syariah dapat membangkitkan ekonomi rakyat dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional," tutur Ma'ruf.

Dalam kesempatan yang sama, Ma'ruf juga mengungkapkan, Indonesia berpotensi menjadi produsen produk halal terbesar di dunia.

Namun, saat ini potensi itu belum dimanfaatkan secara optimal.

Oleh karenanya, pemerintah terus berupaya mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan Syariah.

Menurut Ma'ruf, industri halal tidak lagi menjadi pelengkap kemajuan perekonomian suatu bangsa. Namun menjadi bagian penting dalam pembangunan perekonomian negara.

Ma'ruf mencontohkan hal itu diterapkan oleh Malaysia dan Uni Emirat Arab.

Kedua negara itu saat ini tengah menikmati pertumbuhan ekonomi negaranya dengan mengembangkan industri halal dan menjadi pemain utama industri halal dunia.

Lebih lanjut Ma'ruf mengungkapkan, berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy Report 2019-2020, diproyeksikan masing-masing sektor industri halal akan meningkat seiring dengan permintaan produk halal dunia.

Sektor makanan dan minuman halal diprediksi akan mencapai nilai 1,97 triliun dollar AS pada 2024.

Kemudian, pada tahun yang sama sektor keuangan Islam (syariah), diprediksi meningkat sebesar 3,5 triliun Dollar AS.

Sektor travel dan pariwisata diramalkan meningkat mencapai 274 miliar dollar AS pada 2024 dan sektor fashion muslim naik sebesar 402 miliar dollar AS pada tahun yang sama.

"Selain itu, sektor media dan karya seni juga diproyeksikan tumbuh mencapai 309 miliar dollar AS pada 2024 dan sektor obat-obatan dan kosmetik halal masing-masing diprediksi naik sebesar 134 miliar dollar AS dan 95 miliar dollar AS pada 2024," jelas Ma'ruf.

Baca juga: Wapres Yakin Indonesia Akan Jadi Pemain Utama Industri Keuangan Syariah Dunia

Dia pun menyebutkan, salah satu faktor kunci pertumbuhan ekonomi Islam (halal) adalah meningkatnya populasi penduduk muslim di dunia, di mana pada tahun 2018 jumlah penduduk muslim mencapai 1,8 miliar.

Jumlah itu akan terus bertambah dan diprediksi pada tahun 2030 mencapai 2,2 miliar dollar AS.

"Peningkatan populasi tersebut secara otomatis akan meningkatkan permintaan produk barang dan jasa halal nantinya," tambah Ma'ruf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com