Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puan: Vaksin Kita Banyak, Jangan Sampai Tidak Disuntikkan

Kompas.com - 24/09/2021, 19:59 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Puan Maharani mengingatkan pemerintah terkait distribusi vaksin Covid-19 agar berjalan lancar hingga diterima seluruh masyarakat di daerah.

Pasalnya, ia melihat bahwa vaksin Covid-19 yang didatangkan dari luar negeri terus berdatangan, tetapi kendala ketersediaan vaksin di daerah selalu terjadi.

"Vaksinnya itu kita punya banyak, tapi jangan sampai kemudian tidak divaksinkan ke masyarakat. Itu kendala yang saya temui ketika meninjau vaksinasi di daerah," kata Puan dalam siaran live di akun Instagram @dpr_ri bersama presenter Feni Rose, Jumat (24/9/2021).

Menurut Puan, hal tersebut menjadi salah satu kendala mengapa Indonesia belum mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Menurut Puan disebabkan vaksinasi yang belum menyeluruh

Baca juga: 40 Persen dari Sasaran Vaksinasi Covid-19 Indonesia Sudah Dapat Dosis Pertama

Namun, selain itu, Puan menilai ada kendala selanjutnya di mana masih ada masyarakat yang enggan divaksinasi.

"Jadi saya juga harus menyerap, apa sih yang sebenarnya menjadi masalah mengapa mereka belum mau divaksin," ucapnya.

Ketua DPP PDI-P itu mengingatkan masyarakat bahwa pentingnya vaksinasi sebagai salah satu langkah untuk mengatasi pandemi Covid-19.

Puan mengatakan, salah satu cara mengendalikan pandemi adalah masyarakat memang harus divaksinasi.

"Masalah pandemi ini, salah satu hal yang bisa menyelesaikan masalah Covid ini yaitu vaksin. Masyarakat itu harus divaksin," tegasnya.

Lebih lanjut, Puan juga menilai bahwa pentingnya vaksinasi dalam rangka menyelesaikan masalah pendidikan akibat Covid-19.

Ia menyadari bahwa pelajar sudah hampir dua tahun tidak melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah karena pandemi.

Diakui Puan, siswa sudah sangat merindukan untuk belajar tatap muka di sekolah.

Oleh karena itu, vaksinasi dinilai menjadi salah satu jalan keluar untuk mengatasi masalah pendidikan agar siswa-siswi dapat kembali belajar di sekolah.

"Kemarin saya datang ke dua sekolah, satu di Serang, satu di Tangerang. Untuk melihat, saya tanya, kamu lebih senang sekolah tatap muka, atau sekolah daring? sekolah tatap muka bu. Ya memang, kita kan dulu pernah muda, kumpul sama teman kita dong. Ya salah satu hal yang bisa membuat mereka itu bisa tatap muka, kalau mereka sudah divaksinasi," jelasnya.

Kendati demikian, ia mengakui bahwa vaksinasi memang tak sepenuhnya membuat seseorang akan terhindar dari paparan Covid-19.

Namun, Puan mengingatkan bahwa vaksinasi justru mampu mengurangi keterparahan efek samping jika terpapar Covid-19, bahkan menghindari potensi kematian.

"Insya Allah, ini saya bukan dokter, kalau kemudian kita sudah divaksinasi dua kali, Insya Allah, kalau pun kita nanti terpapar, itu nanti kita tidak akan parah sekali bahkan sampai menimbulkan kematian," terangnya.

Diketahui, Indonesia menerima 2 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac pada Jumat (24/9/2021).

Menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, dua juta vaksin tersebut masing-masing merupakan bantuan pemerintah China dan bantuan dari produsen Sinovac.

Baca juga: Ini Sebab Pengguna PeduliLindungi Gagal Akses Sertifikat Vaksinasi Covid-19

"Hari ini telah tiba 1 juta dosis vaksin Sinovac bantuan pemerintah China. Hari ini juga tiba 1 juta dosis vaksin Sinovac bantuan perusahaan vaksin Sinovac yang diberikan secara gratis," ujar Retno dalam keterangan pers secara virtual melalui YouTube Sekretariat Preaiden.

Sebelumnya, pada 21 September Indonesia juga telah menerima 200.000 dosis vaksin jadi Sinopharm dari Red Cross Society China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com