JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Puan Maharani menegaskan, pihaknya terbuka menerima aspirasi dari masyarakat.
Menurut dia, ada sejumlah cara yang dapat dilakukan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi selama pandemi Covid-19, mulai dari cara tradisional seperti berkirim surat hingga melalui sarana media online.
"Surat pertama, tetap walaupun zaman sudah modern, digital begini, surat tetap masih kita terima. Karena saya tetap banyak sekali terima surat-surat pengaduan, aspirasi dan lain sebagainya," kata Puan dalam siaran live di akun Instagram @dpr_ri bersama presenter Feni Rose, Jumat (24/9/2021).
Baca juga: DPR Belum Terapkan PeduliLindungi untuk Syarat Masuk, tetapi Kapasitas Tamu Dibatasi
Puan mengatakan, surat-surat itu diterima Kesekretariatan Jenderal DPR dan kemudian diserahkan pada masing-masing alat kelengkapan dewan (AKD).
Ketika ditanya presenter Feni Rose apakah surat-surat tersebut semuanya dibaca, Puan mengatakan, ada mekanisme yang berlaku.
"Ada prosesnya, jadi yang ditujukan ke komisi ya ke komisi. Ke Ketua DPR ya ke Ketua DPR. Jadi ada pembagiannya setelah disortir secara mekanisme. Karena kan surat yang masuk itu tetap harus ada penomoran," ucap dia.
Selain surat, menurut Puan, masyarakat bisa menyampaikan aspirasi atau pengaduan lewat media sosial milik DPR di antaranya Instagram @dpr_ri, Facebook, Twitter.
Kemudian, masyarakat bisa menggunakan situs web DPR. Dari situ, kata Puan, akan ada mekanisme yang harus dilakukan masyarakat jika ingin menyampaikan aspirasi.
"Email juga bisa. Direct message Instagram juga bisa. Harusnya semua cepat merespons ya. Karena memang sudah ada tim yang kemudian membaca, kemudian memberi tahu kita mana hal yang harus direspons secara langsung," ujar dia.
Baca juga: Ketua DPR Minta Pemerintah Percepat Vaksinasi Covid-19
Adapun penerimaan aspirasi masyarakat ke DPR dinilai penting sebagai salah satu proses mencapai fungsi pengawasan DPR terhadap pemerintah.
Namun, aspirasi masyarakat yang diperjuangkan DPR justru dinilai hanya sedikit.
Hal tersebut diungkapkan oleh peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus.
Lucius mengatakan, rendahnya kinerja DPR mencerminkan bahwa hanya sedikit aspirasi masyarakat yang diperjuangkan oleh para wakil rakyat.
"Perjuangan aspirasi paling nyata itu bisa dilihat melalui hasil kinerja. Dengan hasil kinerja yang buruk, kita bisa menyimpulkan bahwa serap aspirasi yang dilakukan anggota dengan sokongan dana luar biasa besar gagal membawa hasil," kata Lucius saat dihubungi, Rabu (15/9/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.