JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi berharap para mahasiswa di perguruan tinggi menjadi katalisator dan dinamisator penguatan moderasi beragama.
Moderasi beragama terus digaungkan pemerintah untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Perguruan tinggi adalah lembaga akademis. Mahasiswa diharapkan menjadi katalisator sekaligus dinamisator yang mampu mengedukasi masyarakat dalam penguatan moderasi beragama," ujar Zainut dikutip dari siaran pers, Jumat (24/9/2021).
Menurut Zainut, saat ini publik harus mendapat pencerahan tentang pentingnya memiliki pemahaman adil dan seimbang, demi merawat keharmonisan masyarakat.
Baca juga: Milenial Berperan Penting Wujudkan Program Moderasi Beragama
Termasuk di dalamnya adalah relasi harmonis antara agama dan negara dalam konteks Indonesia.
"Pemahaman keagamaan yang adil dan seimbang seharusnya lebih mudah hadir pada mereka yang berada dalam atmosfer lingkungan akademis," kata dia.
Hal tersebut karena dalam lingkungan tersebut yang diutamakan adalah dialog inklusif dan terukur dalam menghadapi perbedaan.
Oleh karena itu, mahasiswa pun didorongnya agar mampu merawat nilai-nilai yang menjadi hakekat agama dan ilmu pengetahuan.
"Nilai-nilai yang sesungguhnya untuk kemanusiaan dan untuk menjawab permasalahan kemanusiaan," ujar Zainut.
Baca juga: Wamenag Tekankan Moderasi Beragama di Indonesia Perlu Diperkuat
Zainut mengatakan, dalam konteks moderasi beragama, nilai-nilai kemanusiaan itu terkandung dalam komitmen kebangsaan, toleran, beragama tanpa kekerasan, dan menghormati kearifan lokal.
Dengan demikian, para mahasiswa pun diharapkannya agar tidak mudah terbawa arus ekstremisme dan intoleransi.
"Mahasiswa tidak boleh kehilangan kemampuan untuk berpikir kritis. Sebab sikap kritis adalah salah satu ciri khas insan akademik. Sikap ini melahirkan cara pandang yang terbuka (open minded)," kata dia.
Baca juga: Jokowi: Pemerintah Berkomitmen Hidupkan Moderasi Beragama
Selain itu, Zainut juga mendorong agar para mahasiswa memiliki pemahaman tentang relativitas kebenaran pandangan keagamaan.
Apabila memiliki pemahaman tersebut, maka mereka tidak akan mudah terjebak pada klaim-klaim kebenaran yang cenderung mempersalahkan pandangan lain yang berbeda.
"Carilah ilmu dari sumber yang otoritatif. Hal ini bisa dilihat dari sisi kualifikasi akademik dan sanad keilmuan. Mahasiswa agar tidak mencukupkan dirinya semata belajar dari Google," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.