Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Prof Sahetapy dan Kisah-kisah Anggota Dewan yang Terhormat

Kompas.com - 23/09/2021, 19:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Anggota Dewan yang lain dianggap asing karena jarang berinteraksi dengan warga. Alih-alih bawa bantuan, nongol muka saja tidak pernah. Toh, suara rakyat hanya dibutuhkan saat pemilihan.

Kawan saya ini memperjuangkan warga yang membutuhkan aliran listrik. Dia membelikan genset untuk daerah yang belum teraliri listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), . 

Pelajar butuh laptop, dia datangkan laptop. Masyarakat butuh vaksin Covid-19, dia usahakan dengan segala cara. Pokoknya dia benar-benar sahabat rakyat walau tampilannya parlente.

Sementara, dari anggota Dewan yang lain saya pernah mendengar keluh kesahnya tentang beratnya rapat-rapat maraton saat membuat rancangan undang-undang atau terlibat rapat dengan mitra kerja di komisinya.

Rutinitas seperti itu membuat hubungan dengan istrinya menjadi hambar. Dia tunjukkan isi tas kerjanya yang berisikan puluhan pil viagra untuk memperbaiki hubungan dengan istrinya.

Saya paham, posisinya sebagai ketua komisi mengharuskan dia memimpin aneka rapat di DPR. Menurutnya, besaran gaji dan honor yang diterima sebagai anggota Dewan sepadan dengan output yang diberikan untuk negara.

Dari anggota Dewan yang lain, saya juga menyimak tentang betapa pentingnya memiliki staf yang mendukung kerja.  Jika rapat dengan kementerian, staf ahlinya yang bertugas membuatkan pertanyaan yang akan diajukan. Staf ahli pula yang menuliskan paparan penjelas untuk dikemukakan anggota Dewan tersebut.

Saya pernah berkelakar ke staf ahlinya untuk sekali-kali membuatkan pertanyaan dan jawaban yang salah, agar sekali-kali “bos-nya” mau belajar sendiri biar paham persoalan.

Untuk anggota DPR ini, saya tidak pernah mau menjadikannya sebagai narasumber berita karena saya hafal betul kualitasnya. Selain jarang mengunjungi daerah pemilihannya, dia juga rajin absennya di Senayan.

Anggota Dewan ini sangat loyal dengan profesinya sebagai anggota parlemen. Sangking senangnya menikmati status sebagai anggota Dewan yang penuh privilese, setiap periode kampanye ia selalu berganti partai demi lolos ke Senayan.

Dari anggota DPR lain, saya juga mengerti “derita” penghuni Gedung Senayan. Sekretaris pribadinya pernah “curhat” ke saya sembari minta solusi atas kasus yang dialaminya selama menjadi staf anggota Dewan terhormat.

Selama bekerja di ruang kerja anggota Dewan itu, Sang Sekretaris pribadinya diminta untuk tidak mengenakan celana dalam. Jika Si Bos stres karena rapat maraton dari pagi hingga malam maka pelampiasannya adalah menyalurkan syahwat di ruang kerjanya. 

Kasus ini sempat heboh di jagat politik nasional beberapa tahun lalu. Anggota dewan yang tidak terhormat ini akhirnya dipecat dari partainya.

Mahalnya ongkos politik

Dari anggota Dewan yang lain saya juga tahu betapa besar ekspektasi masyarakat di daerah. Kedatangan anggota DPR ke daerah pemilihan selalu dilihat warga sebagai “anjungan tunai mandiri – ATM” berjalan,

Jika ingin investasi politik tertanam dari awal, suara harus dijaga setiap waktu hingga pemilihan umum mendatang. Caranya, tebarlah bantuan. Bisa uang tunai, sembako, atau batako. Maksudnya, batako untuk pembangunan rumah ibadah. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com