Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Dorong Percepatan Vaksinasi Covid-19 bagi Lansia

Kompas.com - 23/09/2021, 12:35 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong percepatan vaksinasi Covid-19 bagi kelompok lanjut usia (lansia).

Hal tersebut menyusul banyaknya lansia yang terpapar Covid-19 dan tidak dapat terselamatkan sehingga meninggal dunia.

"Soal lansia, itu memang salah satu prioritas. Di rapat terbatas sudah diputuskan bahwa lansia ini harus cepat diupayakan untuk dilindungi karena memang banyak yang meninggal," ujar Ma'ruf saat meninjau Sentra Vaksinasi Kompas Gramedia Group di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (23/9/2021).

Oleh karena itu, pihaknya pun mendorong agar para lansia dapat segera divaksin Covid-19. Apalagi sebagai lansia, Wapres Ma'ruf juga telah ikut melaksanakannya.

"Jadi lansia itu prioritas (divaksin)," kata Ma'ruf.

Baca juga: Indonesia Serukan Dunia Bantu Vaksinasi Covid-19 bagi Pengungsi Rohingya di Bangladesh

Di samping itu, Ma'ruf juga mendorong vaskinasi kepada tenaga pendidik yang juga diprioritaskan di samping tenaga kesehatan.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, jumlah lansia di Indonesia terdapat 20-21 juta. Namun, dari jumlah itu, baru 25 persen yang melaksanakan vaksinasi Covid-19.

"Kesulitannya ada beberapa, pertama karena lansia merasa khawatir apakah aman divaksinasi atau tidak? Jadi saya minta tolong, mohon diyakinkan para lansia, orangtua kita, nenek-kakek agar aman divaksinasi," kata Budi.

Budi pun mencontohkan Wapres Ma'ruf yang juga telah melaksanakan vaksinasi dan tetap aman serta sehat. Padahal, Wapres merupakan yang paling senior di kabinet saat ini.

"Itu penting sekali (memberi keyakinan para lansia) karena banyak yang merasa tidak nyaman, takut kalau ada apa-apa," ujar dia.

Baca juga: Kunjungi Cilacap, Jokowi Akan Tanam Mangrove hingga Tinjau Vaksinasi

Selain itu, kendala lainnya yang menyebabkan para lansia sulit divaksinasi karena sulit dibawa ke lokasi vaksinasi.

Sebab, di lokasi vaksinasi, mereka diharuskan antre untuk mendapat giliran penyuntikan.

"Jadi mungkin bisa dibantu memikirkan bagaimana caranya, selain mengajak mereka. Kan harus ditemani anaknya, karena sulit bagi orang tua keluar untuk vaksinasi," kata Budi.

Budi menjelaskan, lansia yang masuk ke rumah sakit dan wafat berada di atas 12 persen.

Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan orang yang bukan lansia, masuk ke rumah sakit, dan wafat yang hanya mencapai 1,6-1,67 persen,

"Jadi ini (lansia) yang harus dilindungi. Arahan Pak Wapres benar, tolong diajak, didorong diyakinkan agar mereka mau divaksinasi. Saya sampaikan, contoh paling baik adalah Pak Wapres, divaksinasi dan sehat selalu," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com