JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengajak dunia internasional untuk bersatu dalam mengatasi pandemi Covid-19 yang telah lama menjangkit secara global.
Hal itu disampaikan Retno dalam Sidang Umum ke-76 PBB dalam memperingati 20 tahun adopsi Deklarasi dan Program Aksi Durban (DPPA), di Markas PBB, New York, Amerika Serikat Rabu (22/9/2021) waktu setempat.
"Tidak ada satu negara pun yang dapat menghadapi pandemi sendirian. Saatnya mengesampingkan perbedaan kita dan memfokuskan energi kita untuk mengatasi pandemi bersama," ujar Retno, dikutip dari kanal YouTube MoFa Indonesia, Kamis (23/9/2021).
Baca juga: Berbicara di Sidang PBB, Jokowi Klaim Deforestasi di Indonesia Menurun Signifikan
Menurut Retno, penanganan Covid-19 secara bersama-sama sejalan dengan kampanye yang diserukan DPPA untuk bertindak dalam solidaritas.
Selain itu, Retno menyoroti adanya ketidaksetaraan dan diskriminasi yang dihadapi sejumlah negara dalam penerimaan dosis vaksin Covid-19.
Ia mengungkapkan, dari hampir 6 miliar dosis vaksin Covid-19 yang telah diberikan secara global, hanya sekitar 2 persen yang telah diberikan di Afrika.
Jumlah itu tidak sebanding dengan negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas yang sudah menerima hampir 80 persen dosis vaksin Covid-19
Hal ini pun menunjukkan ketidaksetaraan yang mendalam dalam respons pandemi.
Ia menyatakan, diskriminasi terhadap jenis vaksin tertentu juga telah memperlebar jurang ketidaksetaraan dan menciptakan pemulihan yang tidak merata.
"Pada saat kritis ini, kesetaraan dan kesetaraan vaksin adalah ujian moral terbesar di hadapan komunitas global," kata dia.
Ia menambahkan, selama pandemi, pihaknya melihat adanya tren misinformasi mengkhawatirkan yang menunjukkan kebingungan dan kebencian di masyarakat.
Retno menyatakan, jika hal ini dibiarkan, tren semacam itu dapat mengganggu persatuan dunia dan melemahkan respons pandemi.
Baca juga: Jokowi Usulkan Perlunya Protokol Kesehatan Global selama Pandemi Covid-19
Karena itu, kerja sama internasional yang kuat diperlukan untuk memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan mencegah kesalahan informasi.
"Inti dari DDPA akan terus diuji dari waktu ke waktu. Tantangan hari ini adalah Covid-19. Besok, tantangan lain menanti," ujar dia.
Ia juga menegaskan, jika dunia berhasil mengatasi ujian tersebut, hal ini akan menjadi bukti bahwa DDPA tetap relevan dalam menjawab tantangan zaman.
"Dalam mencapai dunia yang bebas dari segala bentuk diskriminasi," kata Retno.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.