"Dalam 3 bulan ke depan kita akan kembali memasuki periode libur Natal dan Tahun Baru 2022, yang artinya potensi kenaikan kasus semakin meningkat," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (21/9/2021).
Saat ini, menurut Wiku, negara-negara tetangga tengah menghadapi gelombang ketiga pandemi.
Oleh karenanya, ia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terkait lonjakan kasus Covid-19.
"Tentunya dengan pembelajaran first dan second wave yang telah berhasil kita lewati kita harus semakin tangguh dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini," ucap dia.
Baca juga: Cara Anies Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19 di Jakarta
Senada dengan Wiku, ahli epidemiologi Indonesia di Griffith University Dicky Budiman menilai, potensi gelombang ketiga di Indonesia dilihat dari angka kematian yang masih tinggi di tingkat Asia Tenggara, meski di tingkat nasional terjadi penurunan.
"Dari sisi positivity rate sudah menurun, dari sisi angka reproduksi menurun. Namun, dari indikator penting seperti terjadi kemarin berarti ada kebobolan intervensi di hulu atau hilir dan intervensi multi sektor, yaitu case fatality rate kita, tertinggi di ASEAN," kata Dicky saat dihubungi, Senin (20/9/2021).
Untuk itu, Dicky menyarankan, pemerintah harus memerhatikan perkembangan kasus Covid-19, khususnya di luar Jawa.
Sebab, kata dia, daerah di luar Jawa cenderung berkontribusi dalam gelombang ketiga Covid-19 mengingat vaksinasi di luar Jawa.
"Dan bicara gelombang ketiga, kita melihat fakta bawah 80 persen kurang lebih dari penduduk kita belum tervaksinasi penuh dan itu kan titik rawan sekali terhadap varian Delta yang apalagi varian Mu," ujarnya.
Lebih lanjut, Dicky mengatakan, untuk antisipasi serangan gelombang ketiga, pelaksanaan vaksinasi dosis harus dipercepat.
Baca juga: Ke Lampung, Panglima TNI Perintahkan Habiskan Semua Dosis Vaksin Covid-19
Selain itu, testing dan pelacakan kontak erat (tracing) ditingkatkan karena saat ini belum sesuai eskalasi pandemi dan merata di seluruh daerah.
"Selain juga kita harus pembudayaan perilaku 5M atau protokol kesehatan untuk meminimalisir risiko penularan," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.