Saya melenggang masuk tanpa pengawasan karena tidak ada penjaga di pintu masuk.
Sammy mengungkapkan, Kemenkominfo telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memberikan sanksi bagi pengelola fasilitas umum yang lalai menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penularan. Denda besar hingga kurungan menanti. Hati-hati.
PeduliLindungi memang bukan aplikasi satu-satunya yang berfungsi untuk melakukan tracing. Ada aplikasi lain. Misalnya, "trace together" yang dikembangkan pemerintah Singapura.
“Trace together” bahkan terhubung dengan perangkat asuransi kesehatan hingga pensiun. Tidak ada satu pun orang di Singapura yang bisa beraktivitas tanpa mengunduh aplikasi ini.
Jika ada orang yang positif atau kontak erat dengan penderita di sekitar kita, maka aplikasi akan memberikan peringatan atau notifikasi bahwa posisi Anda tidak aman. Pada jarak dan waktu tertentu, Anda justru bisa dikategorikan orang dengan kontak erat.
"Di sini jika ada pasien positif atau kontak erat maka harus isolasi. Saat ini isolasinya harus di hotel khusus yang ditunjuk pemerintah. Di ruangan 4x6 meter tanpa jendela yang bisa dibuka tapi sinar matahari tetap masuk dan diberi kunci akses yang hanya bisa untuk 1 kali masuk, tak bisa keluar seenaknya. Petugas semua yang akan melayani dengan sistemnya," kata Dubes RI untuk Singapura Suryopratomo kepada saya di tayangan AIMAN.
Kembali soal 3.830 orang, jawabannya belum tuntas. Apakah jumlahnya kurang dari itu, atau sebaliknya lebih?
Sistem PeduliLindungi yang konon setiap hari dievaluasi seharusnya bisa menjadi super-apps yang andal dan aman bagi warga.
Menjadi perisai bagi penularan Covid, aman dari kebocoran data, dan bebas dari isu-isu yang memata-matai pergerakan warganya untuk tujuan di luar penangangan pandemi.
Tak ada pilihan untuk ke depan. Selamat datang di kehidupan baru, cara baru, dan sistem yang baru!
Mata dan telinga publik selalu dibutuhkan untuk mengembangkan dan juga mengawasi penggunaannya!
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.