Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Pembunuhan dan Penganiayaan Nakes di Papua...

Kompas.com - 20/09/2021, 21:51 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang membunuh dan menganiaya tenaga kesehatan (nakes) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, pada Senin (13/9/2021) menjadi sorotan.

Peristiwa pembunuhan dan penganiayaan nakes merupakan rangkaian aksi KKB yang merusak sejumlah fasilitas umum di Distrik Kiwirok.

Salah satu fasilitas umum yang dibakar adalah Puskesmas Kiwirok. Saat itu ada sembilan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas.

Baca juga: Menteri PPPA Kecam Penyerangan Tenaga Kesehatan dan Guru di Papua

Penyerangan nakes tersebut bermula dari kontak senjata antara personel TNI Satgas Pamtas 403/WP dengan KKB yang terjadi di Distrik Kiwirok

Akibat kejadian yang berlangsung sekitar empat jam tersebut, seorang anggota TNI mengalami luka tembak di bagian tangan dan sejumlah fasilitas umum dibakar.

"Senin, pukul 09.00 hingga 13.15 WIT, di Distrik Kiwirok telah terjadi kontak tembak antara personel Pos Kiwirok Satgas Pamtas 403/WP dengan KKB Ngalum-Kupel pimpinan Lamek Taplo dan aksi pembakaran fasilitas umum serta pemukiman warga," ujar Dandim 1715/Yahukimo, Letkol Christian Irreuw, melalui pesan singkat, Senin.

Fasilitas umum yang dibakar KKB adalah Puskesmas Kiwirok, Kantor Bank Papua Perwakilan Distrik Kiwirok, Kantor Distrik Kiwirok, Sekolah Dasar Kiwirok dan Pasar Kiwirok.

Serang nakes

Marselinus Ola Attanila adalah tenaga kesehata Puskesmas Kiwirok yang menjadi salah satu korban selamat dari penyerangan brutal KKB.

Baca juga: Cerita Nakes Korban Kekejaman KKB, Dilempar ke Jurang hingga Ditelanjangi

 

Ia bercerita di hari kejadian para nakes sudah siaga karena mendapatkan kabar jika KKB akan menyerang Pos Pamtas. Ternyata puskesmas adalah lokasi pertama yang diserang puluhan anggota KKB.

Mereka datang dan memecahkan kaca puskesmas. Kemudian menyiram bensin dan membakar puskesmas. Para pelaku kemudian bergerak ke barak dokter yang dijadikan persembunyian dokter, suster dan mantri.

Mereka kemudian membakar barak dokter sehingga para tenaga kesehatan keluar dari persembunyian untuk menyelamatkan diri. Pelaku kemudian menggiring seorang dokter dan menendangnya masuk ke jurang.

Sementara ia dan tiga suster lainnya bersembunyi di barak medis. Nahas, para pelaku juga membakar barak medis sehingga tiga suster keluar menyelamatkan diri.

Baca juga: Kecam Pembunuhan Nakes di Papua, PAN Minta KKB Ditindak Tegas

 

"Saat itu kami berempat bersembunyi di kamar mandi, namun karena mereka mulai membakar. Kami pun keluar tapi mereka ternyata telah menunggu di depan barak dengan senjata lengkap dan panah. Lalu kami ke belakang mereka juga ada di sana, sementara api semakin membesar," ungkap Ola.

Merasa terjepit, mereka berempat memutuskan untuk menyelamatkan diri dengan lompat ke jurang. Ola bercerita ia yang lompat pertama kali ke jurang dan tersangkut akar pohon. Setelah itu tiga suster lainnya mengikuti langkahnya.

"Saya yang lompat pertama lalu diikuti ketiga suster. Saya tersangkut di akar pohon, ada juga yang tersangkut di semak semak," ujar dia.

Aniaya dan lecehkan nakes

Tak disangka, KKB justru mengikuti mereka turun ke bawah dan menemukan tiga suster. Sedangkan Ola tak terlihat para pelaku karena bersembunyi di antara akar pohon.

"Kami pikir sampai dibawah jurang sudah aman ternyata mereka ikut turun ke bawah. Mereka menemukan ketiga suster, sementara saya tidak ditemukan karena bersembunyi di antara tebing dan akar pohon," beber Ola yang menjadi juru bicara bagi delapan Nakes lainnya.

Baca juga: Komnas HAM: Cegah Siapa Pun Jadi Korban dalam Konflik Kekerasan di Papua

 

Saat itu Ola menyaksikan tiga rekannya dianiaya dengan kejam oleh para anggota KKB. Mereka ditelanjangi dan disiksa. Wajahnya dipukul dan ada yang ditikam. Tiga suster tersebut kemudian dilemparkan ke jurang oleh para pelaku.

"Saat menemukan ketiga suster, mereka langsung kumpulkan dan melakukan tindakan tidak manusiawi. Ketiganya ditelanjangi, disiksa, wajahnya dipukul bahkan ada yang ditikam. Membuat ketiga suster ini tidak berdaya dan pingsan," cerita Ola.

Beruntung suster A dan Kristina Sampe Tonapa berhasil selamat dan sadar dari pingsannya. Sementara suster Gabriella meninggal dunia. Dua korban terakhir yakni Kristina dan Gabriela baru ditemukan dua hari setelah penyerangan yakni pada Rabu (15/9/2021) pukul 15.30 WIT.

Nakes dievakuasi TNI

Pada Jumat (17/9/2021), anggota TNI berhasil mengevakusi 9 dari 11 tenaga kesehatan dan 1 personel TNI korban penyerangan KKB.

Sebanyak sembilan tenaga kesehatan yang selamat dari kekejaman KKB di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua dievakuasi untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.

Baca juga: KKB Bunuh dan Lecehkan Nakes, Ini Respons Gubernur Papua

 

"Pada sortie pertama ini kita berhasil mengevakuasi 10 orang terdiri dari 1 prajurit TNI yang mengalami luka tembak dan 9 tenaga kesehatan, yaitu 1 dokter, 3 perawat wanita dan 5 mantri," ujar Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Bambang Trisnohadi, Jumat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com