JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR Arsul Sani meminta pemerintah punya langkah lanjutan usai operasi penindakan terhadap kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang menewaskan pemimpinnya, Ali Ahmad alias Ali Kalora.
Menurut Arsul, operasi penindakan tersebut seharusnya diiringi dengan kerja-kerja deradikalisasi yang baik agar tidak muncul kembali kelompok-kelompok teroris yang baru.
"Ini perlu pendekatan yang komprehensif, tidak saja dari aspek hukum. Tapi juga aspek keadilan sosial dan ekonomi," kata Arsul kepada Kompas.com, Senin (20/9/2021).
Baca juga: Tewasnya Ali Kalora Diprediksi Akan Memperkecil Ancaman Teror di Poso
Politisi PPP ini menilai bahwa sejauh ini pemerintah sudah melakukan kerja-kerja deradikalisasi yang baik.
Akan tetapi, kerja-kerja tersebut diharapkannya terus berlanjut agar apa yang menjadi harapan bangsa untuk menumpas teroris sepenuhnya dapat terwujud, salah satunya dengan menghilangkan pikiran radikal.
Arsul mengatakan, Fraksi PPP mendukung penuh penindakan terhadap kelompok-kelompok teroris agar kedamaian dan keamanan di suatu daerah konflik terwujud.
"PPP mendukung penindakan kelompok tersebut agar keamanan dan kedamaian di wilayah Poso menjadi lebih baik dan terjamin," ujarnya.
Selain itu, ia juga menaruh perhatian kepada daerah rawan konflik lainnya yaitu di Papua.
Menurut dia, para pelaku kekerasan di Bumi Cenderawasih itu juga harus segera diusut tuntas dan tegas.
"Namun tetap harus memperhatikan due process of law yang baik," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Ali Kalora tewas dalam baku tembak antara Satuan Tugas Mandago Raya dan kelompok tersebut di Pegunungan Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu (18/9/2021).
Selain Ali Kalora, salah satu anggota kelompok tersebut, Jaka Ramadhan, juga dikabarkan tewas dalam baku tembak yang berlangsung pada pukul 17.20 Wita.
Baca juga: Mahfud Harap Publik Tetap Tenang Usai Pimpinan Teroris MIT Ali Kalora Tewas Ditembak
"DPO diduga Ali Kalora dan Jaka Ramadhan saat ini dalam perjalanan menuju TKP," Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf, dikutip dari Antara.
MIT diketahui memiliki rekam jejang panjang dengan terlibat dalam berbagai aksi teror yang terjadi di wilayah Poso, Sulawesi Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.