Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Sedekah Wi-Fi untuk Para Pewaris Negeri

Kompas.com - 20/09/2021, 18:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Jika di Kutai Barat harus mendaki bukit untuk mendapat akses internet maka di Banyumas, Jawa Tengah, para siswa harus memanjat pohon di puncak bukit demi memperoleh sinyal untuk belajar daring.

Walau Dusun Karanggondang, Desa Sambirata, Kecamatan Cilongok ini hanya berjarak 12 kilometer dengan pusat Kota Purwokerto, kondisi geografisnya membuat segala frekuensi yang masuk ke wilayah ini seolah-olah “terperangkap” (Kompas.com, 29 Desember 2020).

Baca juga: Potret Siswa MTs Pakis di Banyumas, Harus Panjat Pohon di Puncak Bukit, Cari Sinyal demi Belajar Daring

Untuk menjaring sinyal provider, para siswa harus berjalan beberpa kilometer mendaki bukit di sekitar Telaga Kumpai. Di atas bukit, para siswa harus memanjat puncak pohon tinggi agar bisa “menjaring” sinyal.

Potensi jatuh terpeleset bisa saja terjadi karena ranting yang licin dan rapuh. Untuk para siswi, tentu lebih sulit lagi jika harus mendapat akses internet.

Sama-sama memiliki semangat juang tinggi sebagai “pemburu” akses internet dengan para siswa di Kutai Barat dan Banyumas, pelajar di pedalaman Flores, Nusa Tenggara Timur tepatnya di Desa Wailamun, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka juga harus berjalan jauh.

Untuk bisa tersambung dengan akses internet, para pelajar harus mendaki bukit Lorowanan karena di atas bukit inilah jaringan seluler bisa tertangkap.

Bersama masyarakat umum yang juga memiliki keperluan berkomunikasi, para pelajar terpaksa harus ditemani orangtuanya di malam hari jika ada tugas yang harus dikumpulkan (Kompas.com, 29 September 2020).

Baca juga: Malam Hari Anak-anak Pedalaman Flores Jalan Kaki 3 Km Cari Sinyal demi Kerjakan Tugas

Pewaris negeri butuh perhatian

Saya teringat cita-cita saya dulu saat masih bocah. Setiap ditanya apa cita-citanya, dengan lantang saya atau teman-teman akan ucapkan ingin menjadi tentara, guru, dokter atau insinyur. Cita-cita kita dulu begitu sederhana.

Andai pertanyaan serupa diajukan di masa kekinian, maka impian akan cita-cita anak-anak sekarang menjadi semakin "spesifik". Ada yang ingin menjadi vlogger, youtuber, make up artis bahkan spesialis robotik selain ada juga yang masih bercita-cita seperti kita dahulu.

Biarkan anak-anak berceloteh dengan mimpinya. Kita tidak bisa melarang karena mimpi adalah hak setiap anak-anak untuk membayangkan kehidupannya di masa yang akan datang.

Justru menjadi tugas kita semua dan pemerintah untuk lebih peduli dengan ketersediaan segala fasilitas yang menunjang kemajuan dan pendidikan mereka.

Anak-anak di perkotaan yang berasal dari keluarga mapan kerap bercita-cita tinggi. Tetapi, sadarkah kita dengan mimpi anak-anak di daerah batas negara seperti di Skow, Papua, atau di Jagoi Babang di Kalimantan Barat atau di Wini, Nusa Tenggara Timur?

Mimpi mendapatkan akses internet gratis bagi mereka sebuah anugerah. Mimpi bisa makan sehari tiga kali adalah berkah yang luar biasa.

Perjuangan Arif pelajar kelas IV SDN 7 Kota Parepare, Sulawesi Selatan yang terpaksa menjadi pekerja bongkar pasang tenda hajatan dan pesta demi bisa membeli kuota internet pantas menjadi sinyal keprihatinan kita.

Memanjat dari satu tiang ke tiang yang lain dan memasang atap tenda hajatan adalah keseharian kerja Arif. Tekadnya hanyalah bisa meringankan beban orang tua dan bisa terus bersekolah serta mampu beli kuota internet untuk belajar daring (Kompas.com, 10 September 2021).

Baca juga: Demi Beli Kuota Belajar Online, Siswa Kelas 4 SD Jadi Buruh Bongkar Pasang Tenda Hajatan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) memiliki program bantuan internet di 2021. Di periode 11–15 September, 11–15 Oktober serta 11–15 November 2021 ada program penyaluran bantuan kuota internet.

Untuk level peserta didik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mendapatkan kuota sebesar 7 GB setiap bulan, Untuk siswa SD hingga menengah memperoleh 10 GB setiap bulan.

Sedangkan untuk pendidik dari jenjang PAUD hingga pendidikan menengah mendapat jatah kuota 12 GB saban bulan. Dosen dan mahasiswa akan memperoleh kuota sebanyak 15 GB setiap bulan.

Bantuan kuota data internet tersebut dapat digunakan untuk mengakses seluruh aplikasi dan situs. Situs-situs yang diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tidak bisa dibuka oleh penerima bantuan kuota (Kompas.com, 19 September 2021).

Baca juga: Tanya Jawab Seputar Bantuan Kuota Gratis Kemendikbud Ristek 2021

Bantuan kuota data internet dari Kemendikbub Ristek ini tidak bisa dipakai untuk membuka aplikasi media sosial seperi Badoo, Bigolive, Facebook, Instagram, Periscope, Pinterest, Snackvideo, Snapchat, Tinder, Tumblr, Twitter, Vive, Vkontake, atau YY.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com