Akbar Alamsyah
Akbar dinyatakan tewas setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat pada 10 Oktober lalu.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, Akbar pertama kali ditemukan dalam keadaan tergeletak di trotoar di kawasan Slipi, Jakarta Barat dengan kondisi terluka. Akbar ditemukan pertama kali pada 26 September pukul 01.30.
Namun, tak dijelaskan secara detail jenis luka yang diderita Akbar saat pertama kali ditemukan. Selanjutnya, Akbar dibawa ke Polres Jakarta Barat untuk mendapatkan perawatan medis di Urusan Kesehatan (Urkes). Argo mengatakan, pada pukul 07.55 WIB, Akbar dilarikan ke Rumah Sakit Pelni untuk mendapatkan perawatan medis.
Baca juga: Pernyataan Polisi soal Akbar Alamsyah Kerap Berubah, Ini 3 Buktinya...
Di sana, Akbar hanya dirawat selama sehari karena dia langsung dirujuk ke Rumah Sakit Polri. Akbar menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri selama tiga hari sebelum dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto.
"(Akbar dirawat) sekitar tiga hari, kemudian pada tanggal 30 September (Akbar) dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat untuk dirawat," ujar Argo.
Namun, pada 10 Oktober 2019, Akbar dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter RSPAD. Argo mengaku belum mendapatkan informasi dari pihak dokter terkait penyebab kematian korban. Dia hanya mengungkapkan, Akbar menderita luka pada bagian kepala.
Pendapat lainnya terkait penyebab kematian Akbar juga disampaikan Mabes Polri. Mabes Polri mengklaim, Akbar Alamsyah bukan korban kekerasan polisi. Tetapi, Akbar terluka akibat jatuh saat menghindari kerusuhan massa.
Baca juga: Kronologi Keluarga Vs Polisi, dari Penemuan Akbar Alamsyah hingga Dinyatakan Meninggal Dunia
Bagus Putra Mahendra
Bagus tewas setelah ditabrak truk trailer di Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara pada 25 September ketika hendak mengikuti aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI.
Keinginan Bagus untuk mengikuti aksi unjuk rasa tersebut tak diketahui keluarga. Pasalnya, Bagus hanya meminta izin untuk berangkat ke sekolah pada ibunya.
Hal itu diakui bibi dari Bagus, Fina Indah Sari (29), saat ditemui di rumah duka di kawasan Warakas, Jakarta Utara, Kamis (26/9/2019).
Kala itu, Bagus berangkat dengan mengendarai sepeda motornya. Namun, tak ada yang mengetahui apakah dia benar-benar sampai ke sekolah.
Baca juga: Perjalanan Bagus Putra Mahendra, Demonstran yang Tak Akan Pernah Sampai ke DPR...
Kabar meninggalnya Bagus pun viral di media sosial. Dalam postingan yang beredar, polisi disebut-sebut sebagai penyebab kematian Bagus karena Bagus berusaha menghindar dari kejaran polisi.
Kendati demikian, informasi tersebut dibantah oleh Plt Kanit Lakalantas Polres Jakarta Utara Ipda Farmal. Farmal mengatakan, kejadian yang menimpa Bagus merupakan murni kecelakaan.
"Tidak ada aparat yang mengejar saat kejadian," ujar Farmal saat dikonfirmasi.
Farmal mengatakan peristiwa kecelakaan itu bermula ketika sebuah truk kontainer sedang melaju di Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara.
Baca juga: Viral di Medsos, Polisi Benarkan Bagus Putra Mahendra Tewas Saat Menuju Gedung DPR
Sopir diduga kurang hati-hati sehingga truk yang dibawanya menabrak Bagus. Ketika itu, Bagus sedang berjalan dari arah selatan menuju utara.
Bagus mengalami luka parah di bagian punggung akibat kecelakaan tersebut. Bagus pun sempat dibawa ke RS Sulianti Saroso untuk penanganan lebih lanjut.
Namun, nyawa Bagus sudah tidak bisa ditolong lagi dan dinyatakan tewas. Pihak keluarga Bagus memutuskan untuk memakamkan jenazahnya di Brebes, Jawa Tengah.