Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM: Cegah Siapa Pun Jadi Korban dalam Konflik Kekerasan di Papua

Kompas.com - 20/09/2021, 08:00 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Konflik antara pemerintah dan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua tak juga surut.

Rabu (15/9/2021) pekan lalu, bertempat di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, ditemukan dua orang tenaga kesehatan (nakes) yang hilang pascapenyerangan KKB, Senin (13/9/2021).

Seorang nakes bernama Kristina Sampe Tonapa ditemukan hidup, sedangkan rekannya, Gabriella Meilani, meninggal dunia.

Dalam catatan Kompas.com, konflik antara pemerintah dan KKB tak hanya menewaskan anggota petugas keamanan gabungan dan anggota KKB, tetapi juga masyarakat sipil.

Pendeta Yeremia

Satu tahun yang lalu, seorang pendeta di Kampung Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Yeremia Zanambani, tewas ditembak.

TNI menyebut Yeremia tewas karena ditembak oleh KKB. Sementara itu, Juru Bicara Tentara Sebby Sambon Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menuduh Yeremia justru tewas ditembak oleh anggota TNI.

Baca juga: Kecam Pembunuhan Nakes di Papua, PAN Minta KKB Ditindak Tegas

Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal membantah tuduhan yang disampaikan Sebby pada TNI. Ia menegaskan bahwa KKB kerap berulah di Hitadipa dan menyebabkan dua anggota dan warga sipil meninggal dunia.

“Diketahui pelaku pembunuhan Pendeta Yeremia Zanambani dari kelompok KKB pimpinan Jelek Waker,” ucap Kamal saat itu.

Pemerintah melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD akhirnya membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mengungkap kematian Pendeta Yeremia.

Hasil sementara, TGPF menemukan adanya keterlibatan aparat dalam penembakan Pendeta Yeremia. Namun, TGPF masih membuka kemungkinan bahwa pembunuhan itu dilakukan oleh pihak ketiga.

Senada dengan itu, Komnas HAM juga menduga bahwa kematian Pendeta Yeremia dilakukan oleh oknum petinggi TNI Koramil Hitadipa.

Dua guru meninggal dunia

Selanjutnya pada medio April, dua orang guru tewas ditembak oleh KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Keduanya adalah Oktavianus Rayo, dan Yonatan Randen.

Oktavianus Rayo ditemukan tewas di kios miliknya yang terletak di Kampung Julukoma, sedangkan Yonatan Randen ditembak KKB di kediamannya.

Baca juga: Mengenang Pendeta Yeremia yang Tewas Ditembak di Papua

Polisi menduga keduanya ditembak oleh KKB dibawah pimpinan Sabinus Waker.

Selain insiden penembakan pada keduanya, polisi mengatakan, Kepala Sekolah SMN 1 Julukoma, Junaedi Arung Salele, juga sempat diculik KKB. Namun, Junaedi berhasil selamat dan diamankan oleh Koramil Beoga.

Teror tak berhenti pada penembakan dan penculikan, KKB juga disebut membakar gedung sekolah dan rumah sekolah. Tiga sekolah yang dibakar adalah SD Jambul, SMPN 1, dan SMA 1 Beoga.

Duduk bersama

Dilansir dari Kompas.id, Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Amiruddin meminta pimpinan negara duduk bersama untuk mencari solusi atas kekerasan yang makin sering terjadi di Papua dan Papua Barat.

Menurut Amiruddin, kasus kekerasan yang terjadi di Papua bukan semata gangguan keamanan, melainkan krisis kenegaraan.

“Ini bukan insiden lagi karena kejadian seperti ini sudah berulang kali terjadi. Maka, mari duduk bersama, mencari jalan keluar dengan tujuan mencegah siapa pun menjadi korban,” sebut Amiruddin, Minggu (19/9/2021).

Baca juga: KKB Bunuh dan Lecehkan Nakes, Ini Respons Gubernur Papua

"Bentuk jalan keluarnya seperti apa, itulah yang mesti dicari bersama oleh pimpinan negara ini,” sambung dia.

Amiruddin berharap pemerintah dapat menyelesaikan konflik di Papua seperti penyelesaian konflik di Aceh, yaitu menggunakan pendekatan dialog dan duduk bersama.

“Tentu dibutuhkan langkah-langkah tersendiri karena situasi di lapangannya berbeda. Langkah yang harus dipikirkan pemimpin negara ini, tentu dengan melibatkan semua unsur pimpinan, baik dari DPR, DPD, maupun para kepala daerah,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com