Kusdiantoro menuturkan, dengan nilai produksi yang besar, Kementerian KP ingin Indonesia tak hanya mengekspor bahan baku mentah, tetapi juga bisa memproduksi beraneka ragam produk bernilai jual tinggi.
“Kementerian KP ingin mendorong pengolahan rumput laut di dalam negeri sehingga dapat memaksimalkan manfaat ekonomi yang bisa dirasakan langsung masyarakat dan pembudidaya rumput laut,” jelas Kusdiantoro.
Sebelum mengolah rumput laut, pembudidaya harus mengenali tipe-tipe rumput laut yang akan digunakan sebagai bahan baku.
Sementara itu, Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan bahwa pelatihan tersebut tidak hanya diikuti oleh pelaku utama kelautan dan perikanan, tetapi juga masyarakat umum yang tertarik mencoba mengembangkan usaha baru.
Sebelum memulai budidaya, peserta dibekali dengan pengetahuan mengenai rumput laut, mulai dari jenis, karakter, hingga cara membersihkannya.
“Hal tersebut penting dilakukan agar peserta bisa menghasilkan cendol tidak berbau anyir dan memiliki tampilan yang menarik untuk dijual,” ujar Lilly.
Baca juga: Menteri Trenggono Minta Politeknik Kementerian KP Perkuat Potensi Wirausaha Peserta Didik
Dia menjelaskan, prinsip dasar pembuatan cendol adalah mengolah rumput laut menjadi tepung sebagai bahan dasar pembuatan cendol.
Pihaknya pun berharap, pelatihan tersebut dapat menciptakan pengusaha-pengusaha baru yang dapat mengolah rumput laut menjadi es cendol bernilai jual tinggi.
Selain itu, dia juga meminta peserta untuk membangun kreativitas dan membuat produk yang tidak biasa guna menarik minat konsumen.
Lebih lanjut, Lilly menyampaikan bahwa pengemasan produk juga menjadi hal yang penting dalam penjualan. Menurutnya, tampilan makanan yang menarik akan mendatangkan konsumen.
Dengan inovasi dan tampilan yang menarik, rumput laut dapat menjadi sumber penghasilan utama dan membantu perekonomian pelaku usaha di masa pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
Selain dapat diolah menjadi produk bercita rasa tinggi, rumput laut juga memiliki beragam kandungan yang baik bagi tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak, dan serat.
Tumbuhan itu juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K.
Kemudian, makromineral, seperti nitrogen, oksigen, kalsium, dan selenium, serta mikromineral, seperti zat besi, magnesium, dan natrium.
Untuk diketahui, rumput laut memiliki kandungan asam amino, vitamin, dan mineral sebesar 10 hingga 20 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh di darat.
Rumput laut juga dapat membantu mencegah gejala osteoporosis, mengurangi tekanan darah tinggi, dan menjadi makanan diet sehat.
Sebagai informasi, Kementerian KP juga terus berupaya meningkatkan produktivitas nelayan agar dapat menghasilkan tangkapan ikan yang melimpah.
Hal tersebut merupakan salah satu implementasi program prioritas KKP dalam meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap yang digagas oleh Menteri Trenggono.
Baca juga: Dukung Ekonomi Biru, Kementerian KP Dorong Riset Olahan Rumput Laut Nirlimbah
Adapun implementasi itu diwujudkan BRSDM KKP melalui BPPP Bitung dengan menggelar “Pelatihan Pembuatan Alat Tangkap Rawai Dasar Bahan Monofilament” pada Selasa, (7/9/2021). Kegiatan ini diikuti oleh 243 peserta dari 34 provinsi di Indonesia secara online.
Untuk diketahui, rawai dasar merupakan alat sederhana yang terdiri atas rangkaian tali bercabang yang diikatkan sebuah pancing di setiap ujungnya. Alat ini terbilang murah dan mudah dioperasikan untuk menangkap ikan.
Pelatihan tersebut mendapat respons positif dari para peserta. Hal ini dituturkan oleh salah seorang peserta yang berasal dari Gorontalo, Agustha.
Dia mengaku sangat puas dengan materi pelatihan yang diberikan. Dia berharap, KKP akan kembali menyelenggarakan pelatihan yang berkaitan dengan alat tangkap.
Sementara itu, Noula Stevi, peserta asal Sulawesi Utara, menyebut bahwa pelatihan pembuatan alat tangkap memberikan banyak manfaat bagi pelaku utama.
“Melalui pelatihan tersebut, kami mengetahui cara yang lebih baik dibandingkan cara yang selama ini digunakan. Pelatihan ini juga memotivasi para nelayan untuk menggunakan alat tangkap yang beragam," ujar Noula.
Baca juga: Peringati Hari Anak Nasional, Kementerian KP Bagikan 1,2 Ton Ikan di Kampung Pemulung dan Lapas Anak
Selain itu, pelatihan tersebut juga diharapkan dapat menumbuhkan usaha rintisan baru (startup) dengan hasil tangkapan yang melimpah sehingga meningkatkan perekonomian pelaku utama di subsektor perikanan tangkap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.