Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementerian KP Gelar Pelatihan Dukung Pengembangan Kampung Budi Daya

Kompas.com - 19/09/2021, 15:37 WIB
Aningtias Jatmika,
A P Sari

Tim Redaksi

Kusdiantoro menuturkan, dengan nilai produksi yang besar, Kementerian KP ingin Indonesia tak hanya mengekspor bahan baku mentah, tetapi juga bisa memproduksi beraneka ragam produk bernilai jual tinggi.

Baca juga: Atur Penataan Ruang Laut secara Berkelanjutan, Kementerian KP Terbitkan Permen KP Nomor 28 Tahun 2021

“Kementerian KP ingin mendorong pengolahan rumput laut di dalam negeri sehingga dapat memaksimalkan manfaat ekonomi yang bisa dirasakan langsung masyarakat dan pembudidaya rumput laut,” jelas Kusdiantoro.

Sebelum mengolah rumput laut, pembudidaya harus mengenali tipe-tipe rumput laut yang akan digunakan sebagai bahan baku.

Sementara itu, Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan bahwa pelatihan tersebut tidak hanya diikuti oleh pelaku utama kelautan dan perikanan, tetapi juga masyarakat umum yang tertarik mencoba mengembangkan usaha baru.

Sebelum memulai budidaya, peserta dibekali dengan pengetahuan mengenai rumput laut, mulai dari jenis, karakter, hingga cara membersihkannya.

“Hal tersebut penting dilakukan agar peserta bisa menghasilkan cendol tidak berbau anyir dan memiliki tampilan yang menarik untuk dijual,” ujar Lilly.

Baca juga: Menteri Trenggono Minta Politeknik Kementerian KP Perkuat Potensi Wirausaha Peserta Didik

Dia menjelaskan, prinsip dasar pembuatan cendol adalah mengolah rumput laut menjadi tepung sebagai bahan dasar pembuatan cendol.

Pihaknya pun berharap, pelatihan tersebut dapat menciptakan pengusaha-pengusaha baru yang dapat mengolah rumput laut menjadi es cendol bernilai jual tinggi.

Selain itu, dia juga meminta peserta untuk membangun kreativitas dan membuat produk yang tidak biasa guna menarik minat konsumen.

Lebih lanjut, Lilly menyampaikan bahwa pengemasan produk juga menjadi hal yang penting dalam penjualan. Menurutnya, tampilan makanan yang menarik akan mendatangkan konsumen.

Dengan inovasi dan tampilan yang menarik, rumput laut dapat menjadi sumber penghasilan utama dan membantu perekonomian pelaku usaha di masa pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

Selain dapat diolah menjadi produk bercita rasa tinggi, rumput laut juga memiliki beragam kandungan yang baik bagi tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak, dan serat.

Baca juga: Tingkatkan Minat Konsumsi Ikan, Kementerian KP Gelar Pelatihan Pengolahan Hasil Perikanan di Kapuas Hulu

Tumbuhan itu juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K.

Kemudian, makromineral, seperti nitrogen, oksigen, kalsium, dan selenium, serta mikromineral, seperti zat besi, magnesium, dan natrium.

Untuk diketahui, rumput laut memiliki kandungan asam amino, vitamin, dan mineral sebesar 10 hingga 20 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh di darat.

Rumput laut juga dapat membantu mencegah gejala osteoporosis, mengurangi tekanan darah tinggi, dan menjadi makanan diet sehat.

Pelatihan pembuatan alat tangkap rawai dasar

Sebagai informasi, Kementerian KP juga terus berupaya meningkatkan produktivitas nelayan agar dapat menghasilkan tangkapan ikan yang melimpah.

Hal tersebut merupakan salah satu implementasi program prioritas KKP dalam meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap yang digagas oleh Menteri Trenggono.

Baca juga: Dukung Ekonomi Biru, Kementerian KP Dorong Riset Olahan Rumput Laut Nirlimbah

Adapun implementasi itu diwujudkan BRSDM KKP melalui BPPP Bitung dengan menggelar “Pelatihan Pembuatan Alat Tangkap Rawai Dasar Bahan Monofilament” pada Selasa, (7/9/2021). Kegiatan ini diikuti oleh 243 peserta dari 34 provinsi di Indonesia secara online.

Untuk diketahui, rawai dasar merupakan alat sederhana yang terdiri atas rangkaian tali bercabang yang diikatkan sebuah pancing di setiap ujungnya. Alat ini terbilang murah dan mudah dioperasikan untuk menangkap ikan.

Pelatihan tersebut mendapat respons positif dari para peserta. Hal ini dituturkan oleh salah seorang peserta yang berasal dari Gorontalo, Agustha.

Dia mengaku sangat puas dengan materi pelatihan yang diberikan. Dia berharap, KKP akan kembali menyelenggarakan pelatihan yang berkaitan dengan alat tangkap.

Sementara itu, Noula Stevi, peserta asal Sulawesi Utara, menyebut bahwa pelatihan pembuatan alat tangkap memberikan banyak manfaat bagi pelaku utama.

“Melalui pelatihan tersebut, kami mengetahui cara yang lebih baik dibandingkan cara yang selama ini digunakan. Pelatihan ini juga memotivasi para nelayan untuk menggunakan alat tangkap yang beragam," ujar Noula.

Baca juga: Peringati Hari Anak Nasional, Kementerian KP Bagikan 1,2 Ton Ikan di Kampung Pemulung dan Lapas Anak

Selain itu, pelatihan tersebut juga diharapkan dapat menumbuhkan usaha rintisan baru (startup) dengan hasil tangkapan yang melimpah sehingga meningkatkan perekonomian pelaku utama di subsektor perikanan tangkap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com