JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Papua mengirim surat kepada Gubernur Papua Lukas Enembe untuk meminta jaminan keamanan bagi tenaga kesehatan di provinsi itu.
Langkah ini dilakukan IDI usai peristiwa penyerangan yang diduga dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Puskesmas Kiwirok yang berlokasi di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang pada Senin (13/9/2021).
Seperti diketahui, penyerangan tersebut mengakibatkan satu orang tenaga kesehatan Gabriella Meilani meninggal dunia.
"Kami telah menyampaikan surat kepada gubernur yang meminta kepada pemerintah daerah provinsi Papua beserta TNI-Polri untuk menjamin khususnya keamanan dan keselamatan para tenaga kesehatan yang bertugas di Papua," kata Ketua IDI wilayah Papua Donald Willem S Aronggear dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (17/9/2021).
Baca juga: IDI Kecam Penyerangan Tenaga Kesehatan yang Diduga oleh KKB di Papua
Donald juga meminta pemerintah provinsi berkoordinasi dengan pemerintah daerah kabupaten/kota serta tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat untuk ikut terlibat dalam menjaga keamanan nakes selama menjalankan tugas.
"Kami mengharapkan sekali bahwa mereka (nakes) ini sebagai pengabdi artinya janganlah diganggu, biarlah mereka melayani masyarakat dengan sepenuh apa yang mereka bisa kerjakan," ujarnya.
Donald mengatakan, terkait kondisi konflik di Papua, nakes seharusnya tidak menjadi target sasaran penyerangan.
Baca juga: Kemenkes Sampaikan Dukacita atas Gugurnya Tenaga Kesehatan di Papua
Sebab, kata dia, tugas nakes adalah memberikan pelayanan terhadap masyarakat tidak terlibat dalam urusan politik.
"Kesampingkan masalah politik silakan itu urusan politik, tapi nakes tidak terlibat dalam masalah politik tersebut, mereka berkonsentrasi dalam pelayanan masyarakat itu tugas mulia," tuturnya.
Lebih lanjut, Donal berharap peristiwa penyerangan terhadap nakes dan pembakaran fasilitas kesehatan tidak terulang kembali di Papua.
"Saya kebetulan ketua IDI Papua, saya orang Papua saya merasakan sesuatu yang tidak harus terjadi di Papua, tidak boleh terjadi di Papua pembakaran faskes, kekerasan pada nakes itu stop terjadi kembali," ujarnya.
Baca juga: Revenge Travel Setelah Kasus Covid-19 Turun, IDI Ingatkan Masyarakat Hati-hati
Sebelumnya diberitakan, Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal, mengungkapkan, bahwa masyarakat di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, telah menemukan dua orang tenaga kesehatan yang sempat hilang pasca penyerangan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), pada Senin (13/9/2021).
"Rabu (15/9/2021) pukul 15.30 WIT, bertempat di Distrik Kiwirok, telah ditemukan dua orang tenaga medis yang hilang pasca penyerangan oleh KKB," ujar Kamal, melalui rilis, Kamis (16/9/2021).
Dari dua korban penyerangan yang ditemukan di dalam jurang dengan kedalaman 30 meter, salah satunya telah meninggal dunia.
"Pukul 16.30 WIT, personel gabungan tiba di lokasi terlemparnya kedua korban, dan di temukan korban Kristina Sampe Tonapa dalam keadaan hidup, sementara untuk korban lain bernama Gabriela Meilan dalam keadaan meninggal dunia," kata Kamal.
Aparat keamanan gabungan kemudian mengevakuasi Kristina Sampe Tonapa dari jurang dan selanjutnya dibawa ke Pos Pamtas 403/WP guna mendapatkan perawatan medis.
Namun, jenazah Gabriela Meilan, belum dapat dievakuasi.
"Pada saat akan dilakukan evakuasi terhadap Gabriela Meilan, cuaca memburuk dan medan yang sangat terjal sehingga tim menunda evakuasi pengangkatan jenazah," tutur Kamal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.