Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Varian Baru Virus Corona C.1.2 yang Disebut Lebih Berbahaya dari Delta

Kompas.com - 15/09/2021, 17:07 WIB
Wahyuni Sahara

Penulis

Ilmuwan medis senior di NICD, Dr. Cathrine Scheepers dalam medicalnewstoday menceritakan bagaimana suatu virus bermutasi. Ia mengatakan, virus bermutasi sebagian sebagai akibat dari serangan kekebalan.

Ketika seseorang mendapat infeksi dengan virus, antibodi seseorang mengikat virus ini untuk membunuhnya dan mencegahnya masuk ke sel tubuh. Selama infeksi, virus akan bermutasi secara acak.

Jika mutasi acak ini memberikan manfaat, seperti kemampuan untuk menghindari serangan kekebalan ini dengan mencegah pengikatan antibodi, mutasi itu akan meningkat jumlahnya, karena virus dengan mutasi itu memiliki keunggulan kompetitif.

Baca juga: Ini 9 Varian Baru Covid-19 beserta Gejalanya

Semakin lama seseorang terinfeksi dengan virus tertentu, semakin besar kemungkinannya untuk mengakumulasi banyak mutasi. Sehingga, ia menduga varian C.1.2 ini bermutasi akibat dari infeksi yang berkepanjangan.

"Karena garis keturunan ini (C.1.2) sangat bermutasi, kami berhipotesis itu adalah akibat dari infeksi berkepanjangan yang memungkinkan virus mengakumulasi banyak mutasi sebelum ditularkan ke orang lain,” ujar Dr. Scheepers.

Dr. Scheepers mengimbau agar masyarakat dan otoritas kesehatan tidak khawatir tentang C.1.2, tetapi tetap perlu waspada.

Ia percaya bahwa C.1.2 dapat dicegah dengan vaksin. Ini karena C.1.2 memiliki profil mutasi yang serupa dengan varian Beta dan Delta

“Karena C.1.2 memiliki profil mutasi yang serupa dengan Beta dan Delta, kami cukup yakin bahwa vaksin akan tetap melindungi terhadap rawat inap dan kematian terhadap varian C.1.2 seperti halnya terhadap varian Beta dan Delta,” kata Dr Scheepers.

Baca juga: Ahli Epidemiologi: Varian Baru Virus Corona Setiap Hari Ada, tapi...

Selain itu, protokol kesehatan adalah hal yang utama untuk mencegah C.1.2.

"Intervensi yang sama seperti untuk semua varian lain kemungkinan akan melindungi dari yang satu ini juga. Misalnya, kami merekomendasikan agar orang mendapatkan vaksinasi untuk melindungi dari penyakit parah. Intervensi nonfarmasi, seperti pemakaian masker, cuci tangan, menjaga jarak dan menghindari keramaian, efektif untuk semua varian," katanya.

Ketua Biostatistik dan Epidemiologi di University of South Australia, Profesor Adrian Esterman, juga mengimbau agar masyarakat untuk tetap tenang dengan kehadiran C.1.2.

“Saat ini, C.1.2 bahkan bukan variant of interest, apalagi VOC. Jadi, saya pikir kita harus tetap tenang, biarkan ahli virologi Afrika Selatan yang hebat melakukan pekerjaan mereka," kata Profesor Adrian.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com