Ilmuwan medis senior di NICD, Dr. Cathrine Scheepers dalam medicalnewstoday menceritakan bagaimana suatu virus bermutasi. Ia mengatakan, virus bermutasi sebagian sebagai akibat dari serangan kekebalan.
Ketika seseorang mendapat infeksi dengan virus, antibodi seseorang mengikat virus ini untuk membunuhnya dan mencegahnya masuk ke sel tubuh. Selama infeksi, virus akan bermutasi secara acak.
Jika mutasi acak ini memberikan manfaat, seperti kemampuan untuk menghindari serangan kekebalan ini dengan mencegah pengikatan antibodi, mutasi itu akan meningkat jumlahnya, karena virus dengan mutasi itu memiliki keunggulan kompetitif.
Baca juga: Ini 9 Varian Baru Covid-19 beserta Gejalanya
Semakin lama seseorang terinfeksi dengan virus tertentu, semakin besar kemungkinannya untuk mengakumulasi banyak mutasi. Sehingga, ia menduga varian C.1.2 ini bermutasi akibat dari infeksi yang berkepanjangan.
"Karena garis keturunan ini (C.1.2) sangat bermutasi, kami berhipotesis itu adalah akibat dari infeksi berkepanjangan yang memungkinkan virus mengakumulasi banyak mutasi sebelum ditularkan ke orang lain,” ujar Dr. Scheepers.
Dr. Scheepers mengimbau agar masyarakat dan otoritas kesehatan tidak khawatir tentang C.1.2, tetapi tetap perlu waspada.
Ia percaya bahwa C.1.2 dapat dicegah dengan vaksin. Ini karena C.1.2 memiliki profil mutasi yang serupa dengan varian Beta dan Delta.
“Karena C.1.2 memiliki profil mutasi yang serupa dengan Beta dan Delta, kami cukup yakin bahwa vaksin akan tetap melindungi terhadap rawat inap dan kematian terhadap varian C.1.2 seperti halnya terhadap varian Beta dan Delta,” kata Dr Scheepers.
Baca juga: Ahli Epidemiologi: Varian Baru Virus Corona Setiap Hari Ada, tapi...
Selain itu, protokol kesehatan adalah hal yang utama untuk mencegah C.1.2.
"Intervensi yang sama seperti untuk semua varian lain kemungkinan akan melindungi dari yang satu ini juga. Misalnya, kami merekomendasikan agar orang mendapatkan vaksinasi untuk melindungi dari penyakit parah. Intervensi nonfarmasi, seperti pemakaian masker, cuci tangan, menjaga jarak dan menghindari keramaian, efektif untuk semua varian," katanya.
Ketua Biostatistik dan Epidemiologi di University of South Australia, Profesor Adrian Esterman, juga mengimbau agar masyarakat untuk tetap tenang dengan kehadiran C.1.2.
“Saat ini, C.1.2 bahkan bukan variant of interest, apalagi VOC. Jadi, saya pikir kita harus tetap tenang, biarkan ahli virologi Afrika Selatan yang hebat melakukan pekerjaan mereka," kata Profesor Adrian.