Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Jokowi di Hadapan Forum Rektor soal Ekstremisme Dinilai Masih Relevan

Kompas.com - 15/09/2021, 12:59 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peringatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar pimpinan kampus mengawasi aktivitas mahasiswa dari paparan ekstremisme atau paham radikal dinilai masih relevan.

Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda menilai, banyak kasus yang menunjukkan mahasiswa sangat rentan terpapar pemikiran radikal dan intoleran.

"Saya menilai apa yang disampaikan Presiden Jokowi di hadapan forum rektor masih menemukan relevansinya karena ancaman penyebaran paham radikal di kalangan mahasiswa memang ada buktinya," kata Huda, melalui keterangan pers, Rabu (15/9/2021).

"Kami berharap, warning tersebut benar-benar menjadi atensi para rektor dan civitas akademika di masing-masing perguruan tinggi," tutur dia.

Baca juga: Paham Radikal Menyebar Lewat Internet, Masyarakat Diminta Pilih-pilih Konten

Huda mengatakan, indikasi penyebaran paham radikal di kampus bisa dilihat dari jajak pendapat yang dilakukan oleh beberapa lembaga, seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Alvara Research, hingga Setara Institute.

Selain itu, muncul pula kasus-kasus intoleran dan bernuansa SARA di beberapa kampus.

"Indikasi-indikasi tersebut menunjukkan jika ancaman pemikiran dan sikap radikal di kampus itu benar dan nyata adanya. Oleh karena itu, pimpinan kampus dan jajarannya tidak bisa lepas tangan atas fenomena ini," ujarnya.

Huda mengatakan, paham dan pemikiran radikal ini biasanya disampaikan melalui diskusi keagamaan. Kemudian, ia juga menduga ada mahasiswa senior yang terpapar paham radikal kemudian memberikan pengaruh kepada junior atau mahasiswa baru.

"Biasanya mahasiswa baru ini masih mencari jati diri dengan semangat keberagamaan sehingga mudah dipengaruhi. Pihak rektorat harus benar-benar memperhatikan diskusi-diskusi keagamaan kecil yang dilakukan mahasiswa," kata dia.

Baca juga: Wapres Luncurkan Perpres Rencana Aksi Pencegahan Ekstremisme

Lebih lanjut, Huda menilai bahwa indikasi adanya pemikiran radikal di kalangan mahasiswa bisa dilihat dari pola pikir, perilaku, hingga gaya hidup.

Menurut dia, kampus perlu berperan dalam mengembangkan sistem early warning.

Politisi PKB ini juga berharap pihak kampus menjalin kerja sama dengan organisasi masyarakat keagamaan dengan pengembangan cara berpikir yang moderat.

"Selain itu, kampus juga bisa secara rutin menyosialisasikan tentang bahaya pemikiran radikal dalam harmonisasi kehidupan bangsa," tuturnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi pada Senin (13/9/2021) berkunjung ke Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta dalam Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia.

Baca juga: Kompolnas: Anak Muda yang Akses Situs Radikal Berpotensi Terpengaruh

Dikutip Tribunnews.com, Jokowi mengatakan, tugas universitas yakni mencetak mahasiswa yang unggul dan utuh. Artinya, mahasiswa yang sehat jasmani, rohani, budi pekerti yang baik, dan memiliki sisi kebangsaan yang baik.

Untuk membentuk mahasiswa yang unggul dan utuh, kata Jokowi, maka tugas rektor dan jajarannya bukan hanya mendidik di dalam kampus melainkan juga di luar kampus.

"Di dalam kampus dididik mengenai pancasila dan kebangsaan, di luar kampus ada yang didik mahasiswa kita jadi ekstremis garis keras, jadi radikalis garis keras. Untuk apa?" kata Jokowi, Selasa (14/9/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com