JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan sejumlah manfaat presidensi G20 tahun 2022 bagi Indonesia.
Menurut Airlangga, hal itu akan berdampak langsung terhadap peningkatkan konsumsi domestik.
“Di aspek ekonomi beberapa manfaat langsung adalah peningkatan konsumsi domestik yang diperkirakan bisa mencapai Rp 1,7 triliun rupiah,” kata Airlangga, saat memberikan keterangan terkait persiapan menuju Presidensi G20 2022, Selasa (14/9/2021) malam.
Baca juga: Mahfud: Presidensi G20 2022 Tentukan Citra Indonesia di Dunia Internasional
Kemudian, ia mengatakan, Produk domestik bruto (PDB) dapat bertambah hingga Rp 7,47 triliun. Bahkan, menurutnya, ada juga potensi penambahan tenaga kerja di berbagai sektor.
“Penambahan PDB hingga 7,47 triliun dan pelibatan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor dan diharapkan secara agregat ini akan beberapa kali,” ujar Airlangga.
Selain itu, Airlangga menyebutkan, presidensi G20 dapat menjadi ajang untuk menampilkan keberhasilan reformasi struktural melalui Undang-Undang Cipta Kerja dan Sovereign Wealth Fund.
Ia mengatakan, hal tersebut akan mendorong kepercayaan dari investor global untuk melakukan percepatan pemulihan ekonomi dan mendorong kemitraan global yang saling menguntungkan.
Pada aspek pembangunan sosial, Indonesia berpeluang untuk mendorong berbagai topik terkait dengan produksi dan distribusi vaksin.
“Dan kita terus mendorong agar vaksin ini menjadi global public goods dan juga aksesibilitas bagi Indonesia dan negara berkembang yang berpendapatan rendah,” tambahnya.
Baca juga: Ini Isu Penting yang Akan Jadi Menu Utama Pertemuan G20 pada 2022
Selanjutnya, presidensi G20 diprediksi akan mendorong koordinasi kebijakan global yang berkontribusi terhadap tata kelola dunia yang seimbang.
“Dan membuat G20 adaptif terhadap krisis, memperjuangkan kepentingan nasional di forum global termasuk antara lain isu-isu transformasi digital dari ekonomi inklusif,” ucap Airlangga.
Presidensi G20 Indonesia akan dimulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 dengan mengambil tema Recover Together, Recover Stronger.
Airlangga menuturkan, setidaknya akan ada sekitar 150 rangkaian pertemuan G20. Pelaksanaan pertemuan akan dilakukan secara hybrid karena pertimbangan situasi pandemi Covid-19.
“(Rangkaian pertemuan) tingkat sherpa, tingkat finance, pertemuan tingkat menteri hingga KTT yang akan dihadiri oleh seluruh kepala negara dan kepala pemerintahan,” kata Airlangga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.