JAKARTA, KOMPAS.com - Pada awal kemunculan penyakit Covid-19 di Wuhan, China, gejala awal yang diwaspadai sebagai pertanda infeksi Covid-19 adalah demam tinggi di atas 37,5 derajat celsius.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, varian awal virus Covid-19 tersebut ternyata menimbulkan beberapa gejala baru lainnya. Dalam situs resmi WHO, gejala tersebut terbagi dalam dua kelompok yaitu gejala umum dan gejala tidak umum.
Gejala umumnya adalah seperti demam, batuk, kelelahan, kehilangan untuk merasa atau mencium bau.
Baca juga: Pemerintah Diingatkan untuk Bersiap Hadapi Varian Baru Virus Corona Mu dan C.1.2
Sementara gejala tidak umum seperti sakit tenggorokan, sakit kepala, sakit dan nyeri pada dada, diare, ruam pada kulit atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki, dan mata merah atau iritasi pada mata.
Lalu virus corona bermutasi menjadi berbagai jenis varian baru. Mutasi virus corona diketahui sejak akhir 2020. Dari sejak itu hingga akhir pertengahan September 2021, diketahui ada 9 mutasi yang dihasilkan oleh virus corona, yaitu:
Baca juga: Indonesia Catat 2.347 Kasus Varian Baru Virus Corona
WHO kemudian mengelompokan sembilan varian baru virus corona terebut terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama disebut sebagai variants of interest (VOI), dan kelompok kedua disebut sebagai variants of concern (VOC).
Yang termasuk dalam kategori VOI varian Mu, Eta, Iota, Kappa, dan Lambda. Sedangkan varian yang termasuk pada kelompok VOC adalah Delta, Alpha, Beta, dan Gamma.
Nah, agar tidak bingung dan lebih waspada, yuk, kenali gejala setiap variannya.
Varian Alpha
Infeksi varian Alpha dapat memicu gejala seperti demam, batuk dan sakit tenggorokan, kehilangan indera perasa dan indera penciuman, sesak napas, sulit berpikir jernih, pusing, malaise, mual, kelelahan dan nyeri otot.
Gejala umum yang diakibatkan oleh infeksi varian Beta ini diketahui tidak berbeda jauh dengan virus corona awal yaitu seperti demam, indera penciuman hilang, sakit kepala, batuk terus-menerus, dan sakit tenggorokan. Varian Beta juga memiliki gejala khusus lainnya seperti sakit perut.
Dalam situs WebMD, penyedia informasi tentang kesehatan menyebut bahwa gejala varian Delta mirip dengan jenis virus corona asli maupun varian lainnya seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan dan batuk terus-menerus.
Varian Delta juga memiliki gejala khusus lainnya seperti flu parah, sakit perut, muntah, mual, nyeri sendi, gangguan pendengaran, kehilangan indera penciuman dan hilang selera makan.
Baca juga: WHO Sebut Orang yang Terinfeksi Varian Delta Cenderung Berisiko Mengalami Gejala Berat
Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman dalam DNAIndia mengatakan, varian Kappa memiliki gejala yang mirip dengan varian Covid-19 lainnya seperti flu, demam, sakit kepala, pegal-pegal, batuk berkepanjangan, mulut kering, hingga kehilangan indra penciuman dan pengecapan.
Sejumlah orang yang terinfeksi varian Kappa pada awalnya menurut Dicky juga mengalami gejala seperti campak.
"Untuk varian Kappa ini gejalanya sama dengan gejala awal campak, tapi dalam satu sampai dua hari pertama. Bedanya, varian Kappa tidak menunjukkan kelainan kulit seperti campak," ujar Dicky.
Gejala awal infeksi varian Kappa, kata Dicky, berupa ruam di sekujur tubuh, demam tinggi, batuk, pilek, serta mata merah dan berair, gejalanya mulai mirip dengan infeksi dari strain Covid-19 lain pada hari berikutnya.
Varian Gamma
Varian Gamma memiliki gejala seperti demam, batuk kering, kelelahan ekstrem, dan hilangnya daya penciuman.
Mengutip mirror.co.uk, gejala varian Eta termasuk suhu tinggi, batuk terus menerus dan kehilangan atau perubahan pada indera pengecapan dan penciuman.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan yang juga Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Indonesia, Siti Nadia Tarmizi, gejala varian Iota juga sama dengan varian Covid-19 lainnya, tidak ada yang spesifik.
Baca juga: Satu Kasus Ditemukan di Jakarta, Apa Itu Virus Corona Varian Eta?
Varian Lambda
Melansir sciencefocus, gejala varian Lambda tidak jauh berbeda dengan gejala varian corona awal, yaitu demam, batuk terus-menerus, dan kehilangan indera penciuman dan indera pengecapan.
Dalam situs resmi National Health Service (NHS), program layanan kesehatan masyarakat di Inggris Raya menyebut bahwa varian Mu tampaknya memiliki gejala yang sama dengan semua jenis virus corona lainnya yaitu seperti demam, batuk yang terjadi secara terus menerus, kehilangan atau perubahan pada indera pengecapan atau penciuman.
Baca juga: Pemerintah Waspadai Tiga Varian Baru Covid-19: Lambda, Mu, dan C.1.2
Dicky mengatakan, semua varian baru Covid-19 memiliki gejala yang relatif sama. Hanya saja, menurutnya varian Delta memiliki tingkat keparahan yang lebih berat.
"Gejalanya relatif sama, hanya tingkat keparahannya lebih berat pada varian Delta karena jumlah virusnya dan faktor lain, kata Dicky.
Hal yang sama juga diungkap oleh Nadia. Semua varian baru Covid-19, kata Nadia, memiliki gejala yang sama, tidak ada yang khas.
"Secara gejala varian Covid-19 apapun tidak memberikan perbedaan, gejalanya sama, tidak ada yang spesifik," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.