JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengatakan, selama tahun 2021 ini tercatat ada 888.711.736 serangan siber.
Adapun data tersebut adalah merupakan data yang dihimpun sejak Januari hingga Agustus 2021 lalu.
"Di tahun sampai dengan sekarang Agustus itu hampir 888 juta serangan ya," kata Hinsa dalam acara Pembukaan Program Digital Leadership Academy, Senin (13/9/2021).
"Yang lebih banyak itu (serangan) malware, denial of service ya mengganggu ketersediaan layanan, trojan activity dan sebagainya," lanjut dia.
Baca juga: Menkominfo Serahkan Dugaan Peretasan 10 Instansi Pemerintah ke BSSN
Hinsa mengatakan, semakin tingginya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi maka akan semakin tinggi pula ancaman sibernya.
Ancaman tersebut antara lain serangan yang bersifat teknik dan juga serangan bersifat sosial seperti penyebaran berita bohon atau hoaks.
"Serangan kedua adalah bersifat sosial, yang diserang siapa di sini, lapisan ketiga yaitu manusia dengan adanya berita-berita hoaks dan sebagainya," ujarnya.
Baca juga: BSSN Sebut Data Pengguna E-HAC dalam Aplikasi PeduliLindungi Aman
Oleh karena itu, lanjut dia, Presiden Joko Widodo mengingatkan agar Indonesia selalu bersiap menghadapi serangan siber dan kejahatan penggunaan data.
Terlebih lagi saat Indonesia sedang berusaha migrasi ke cara-cara baru di era revolusi industri 4.0 agar bisa bekerja lebih efektif efisien dan lebih produktif.
"Bahkan beliau (Jokowi) menyampaikan kita juga harus tanggap menghadapi jika kita harus menghadapi perang siber," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.