JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan, Indonesia kini memiliki sekolah partai yang sejajar dengan institusi kaderisasi seperti partai politik di luar negeri, di antaranya China, Jerman, dan Australia.
Djarot mengaku bangga Indonesia kini memiliki sekolah partai berstandar dan kualitas yang sama dengan tiga negara tersebut lewat PDI-P.
"Kader terbaik PDI-P pernah dikirim Ketua Umum Megawati Soekarnoputri untuk belajar mengenai sekolah partai di China, Jerman dan Australia. Saat ini pun, Indonesia, lewat PDI-P memiliki sekolah partai," kata Djarot dalam keterangannya, Jumat (10/9/2021).
Baca juga: Megawati Resmikan 10 Kantor PDI-P, Sekolah Partai hingga DPC
Adapun hal tersebut disampaikannya saat acara pembukaan sekolah partai pendidikan untuk kader madya DPP PDI-P di sekolah partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat.
Djarot mengatakan, ke depan, pihaknya akan terus melakukan perbaikan manajemen agar sekolah partai berfungsi dengan baik.
Ia menyebut, sekolah partai ini dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Para peserta yang mengikuti sekolah partai telah tes PCR dan sebelum kelas dibuka diterapkan tes antigen.
Sejauh ini, menurut Djarot, sudah tiga peserta yang gagal mengikuti sekolah partai karena positif Covid-19. Adapun mereka perwakilan dari Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
"Dari 65 peserta, 15 peserta perempuan dan 50 laki-laki. Semua sudah tes antigen, peserta panita dan DPP," kata dia.
Baca juga: 226 Sekolah di Jakarta Barat Ajukan Asesmen untuk Pembelajaran Tatap Muka Tahap Dua
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut, aula sekolah partai juga bisa menampung hingga 220 orang.
Sementara itu, ranjang susun di sekolah partai bisa menampung hingga 250 orang.
Namun, karena protokol kesehatan, fasilitas tersebut hanya diisi 65 kader partai.
Djarot mengungkapkan, ranjang susun itu juga memiliki makna filosofi sendiri.
Adapun filosofinya, kata dia, Megawati pernah tidur di Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada masa rezim Orde Baru.
Tempat tidur susun asrama tersebut, menurut Djarot, lebih parah dibandingkan fasilitas Sekolah Partai PDI-P saat ini.
"Supaya kita sadari ketika kita senang, ketika menang, kita juga ingat perjuangan pahlawan yang berdarah-darah, pejuang partai yang susah payah membangun partai ini," kata dia.
Baca juga: Megawati Akan Beri Arahan secara Virtual di Sekolah Partai Angkatan II