Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Iqrak Sulhin
Dosen Kriminologi UI

Dosen Tetap Departemen Kriminologi UI, untuk subjek Penologi, Kriminologi Teoritis, dan Kebijakan Kriminal.

Penjara Terbakar, Salah Siapa?

Kompas.com - 10/09/2021, 08:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Bayu Galih

KEBAKARAN Lapas Kelas 1 Tangerang pada 8 September dini hari sangat mengejutkan. Tidak hanya karena jumlah korban mencapai 41 orang narapidana, namun juga karena kebakaran selama ini lebih banyak berkaitan dengan masalah lain, seperti kerusuhan atau perkelahian.

Dugaan dari kepolisian sementara ini, penyebabnya adalah masalah dalam instalasi listrik. Apakah ada kelalaian di dalam pengelolaan lapas sehingga bencana seperti ini terjadi?

Isu keselamatan di lapas

Salah satu persoalan yang dihadapi oleh Lapas dan Rutan di Indonesia adalah usia. Lapas Cipinang Jakarta misalnya, didirikan tahun 1912, setahun berikutnya berdiri Lapas Pekalongan di Jawa Tengah.

Lapas Wirogunan di Yogyakarta berdiri lebih awal lagi, di tahun 1910. Di Pulau Nusakambangan, Lapas Permisan adalah yang tertua, dibangun tahun 1908.

Diikuti kemudian oleh Lapas Batu, berdiri tahun 1925, Lapas Besi, berdiri 1929, dan Lapas Kembang Kuning tahun 1950. Lapas termuda di pulau ini adalah Lapas Karang Anyar yang diresmikan tahun 2019 lalu.

Lapas Tangerang sendiri berdiri tahun 1972.

Baca juga: Yasonna Sebut Lapas Kelas I Tangerang Dibangun 1972, Harus Diperbaiki Instalasi Listriknya

Usia lapas sangat berkaitan dengan kemampuannya sendiri di dalam melaksanakan fungsi Pemasyarakatan, baik dalam pembinaan maupun pengamanan.

Inilah yang menyebabkan terjadinya beberapa modifikasi pada bangunan, seperti penambahan atau perbaikan. Dinding yang rapuh tentu bermasalah dari sisi keamanan.

Khusus untuk lapas-lapas yang didirikan oleh Belanda, desain yang lebih bertujuan inkapasitatif dan retributif sangat tidak bersahabat dengan program pembinaan.

Namun di sisi lain, usia lapas tidak hanya mempengaruhi aspek keamanan, namun juga keselamatan penghuni dan petugas. Usia lapas akan mempengaruhi kualitas bangunan, fasilitas, hingga instalasi/jaringan tertentu seperti pembuangan limbah (sanitasi), saluran air, hingga instalasi listrik.

Baca juga: Kebakaran di Lapas Tangerang, Kemenkumham Fokus Penanganan Korban

Untuk mencegah agar kondisi banguan serta jaringan pendukungnya tidak membahayakan keselamatan, setiap negara di dunia menetapkan standar-standar ideal.

National Bureau of Standards, US Department of Commerce, di tahun 1987, misalnya, mengeluarkan Standar Bagi Material Bangunan, Peralatan dan Sistem yang digunakan di Rumah Tahanan dan Penjara.

Di dalam dokumen ini disebutkan, berdasarkan berbagai studi terhadap kebakaran di fasilitas penjara antara 1967-1977 diketahui bahwa awal mula kebakaran umumnya berasal dari sel, berasal dari dari korek api atau rokok yang membakar matras tempat tidur, alas tempat tidur, atau pakaian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com