Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pesawat Hercules C-130, Andalan Transportasi Udara TNI

Kompas.com - 09/09/2021, 17:38 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo berkunjung ke pabrik Lockheed Martin, produsen pesawat Hercules C-130 di Bethesda, Maryland, Amerika Serikat (AS) pada Selasa (7/9/2021).

Kunjungan tersebut bertepatan dengan proses pengadaan pesawat Hercules C-130J untuk TNI AU.

Adapun pesawat Hercules C-130 merupakan andalan transportasi udara TNI, terutama sebagai alat angkut pasukan dan logistik.

Baca juga: Kunjungi Lockheed Martin, KSAU Optimistis Pengadaan Pesawat Hercules Seri Terbaru Tingkatkan Kemampuan TNI AU

Pesawat Hercules C-130 kali pertama menjadi bagian dari alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI pada 18 Maret 1960.

Dipilihnya pesawat kargo tersebut sebagai bagian dari alutsista TNI bermula dari lawatan Presiden Soekarno ke Amerika Serikat (AS).

Ketika itu Presiden AS yang merupakan sahabat dekat Soekarno, yakni John F Kennedy. Di tahun 1959, Soekarno berkunjung ke AS atas undangan Kennedy untuk melepas Allan Pope, pilot CIA yang berstatus sipil yang ditembak jatuh dan ditangkap PRRI/Permesta pada 1958.

Kennedy lantas berterima kasih atas kesediaan Soekarno yang mewakili Indonesia untuk melepas Pope, pilot CIA berstatus sipil yang memperkuat AUREV-Permesta, yang ditembak jatuh Kapten Udara Penerbang Dewanto dalam pertempuran udara.

Kennedy menawarkan "pengganti" Pope kepada Soekarno. Berdasarkan "keperluan" dari Panglima AU, Laksamana Madya Udara Suryadarma, AURI (TNI AU saat itu) memerlukan pengganti pesawat transportasi de Havilland Canada DHC-4 Caribou.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Hercules C-130 Jatuh di Medan, 113 Penumpang Meninggal

 

Pilihan kemudian jatuh kepada Hercules C-130B. Saat itu Soekarno datang ke pabrik Lockheed (sekarang Lockheed Martin), produsen Hercules C-130.

Akhirnya, 10 unit C-130B bisa diterbangkan dengan proses penerbangan feri (ferry flight) dari AS ke Tanah Air. Diterbangkan dari AS ke Indonesia oleh pilot TNI AU Yang membanggakan, penerbangan-penerbangan itu dilakukan langsung oleh pilot dan awak AURI.

Saat itu, delapan C-130B kargo dan dua C-130B tanker tiba Pelabuhan Udara Kemayoran, Jakarta, pada 18 Maret 1960.

Pendaratan pertama C-130B Hercules ke Tanah Air dilakukan Mayor Udara Penerbang S Tjokroadiredjo, Letnan Muda Udara II A Cargua, Sersan Mayor Udara S Wijono, dan Kapten Udara Navigator The Hing Ho.

Dalam penerbangan tersebut pesawat Hercules C-130B terbang sejauh 13.000 mil laut melintasi tiga samudra dari pabrikan ke negara operatornya.

Baca juga: C-130 B Hercules T-1301 Beristirahat di Museum Dirgantara Yogyakarta

 

Itu juga merupakan penerbangan internasional pertama yang 100 persen diawaki personel aktif AURI dan belum pernah terjadi pada militer lain di dunia saat itu.

Penerbangan 18 Maret 1960 itu menjadikan Indonesia sebagai operator terbanyak Hercules C-130 di belahan selatan dunia pada kemudian hari.

Saat itu, 10 unit C-130B dimasukkan ke dalam Skuadron Udara Angkut Berat AURI, mendampingi Skuadron Udara 2 berintikan C-47 Dakota/Skytrain.

C-130B ketika itu menjadi pesawat multiengine perdana di Tanah Air yang berteknologi turboprop, suatu lompatan teknologi penting dan besar yang ternyata bisa cepat dikuasai putra-putra bangsa.

Adapun hingga kini pesawat Hercules C-130 masih menjadi andalan bagi TNI dalam urusan kargo dan pengangkutan pasukan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com